Sabtu, 02 Desember 2017

day 46

12 Saraf cranialis
1.      Olfaktori: sensori penciuman
2.      Opticus: sensori penglihatan
3.      Oculomotor: motorik pupil
4.      Trochlear: motorik mata melirik
5.      Trigeminal: gabungan, sensorik wajah (dahi, maxilla, mandibula). Motorik rahang dan berkedip
6.      Abdusen: motorik menjauhi mata
7.      Facialis: motorik sensori lidah depan, wajah dan ekspresi
8.      Vestibulocochlear: sensorik keseimbangan dan pendengaran
9.      Glossofaringeal: gabungan. Sensorik lidah belakang. Motorik wajah
10.  Vagus: gabungan. Pergerakan organ dalam wajah
11.  Accesorius: motorik leher dan bahu
12.  Hipoglossus: motorik lidah depan.
2. Saraf spinalis ada 31
            C1-8: Cervical
            Th1-12: Thoracal
L1-5: Lumbal
S1-5: Sacrum
1 Coccyx
3. manifestasi klinis polio/ gejala polio
o  Paralitik dan non paralitik. Paralitik: kelumpuhan. Non paralitik: nyeri dan kaku otot leher dan ekstremitas
o  Asimetris: sebelah ekstremitas (kanan/kiri)

o  Menyerang sistem saraf tepi
4. Patofisiologi GBS: Infeksi virus---reaksi auto imun---imun menyerang tubuh sendiri---saraf rusak---myelin rusak---transmisi terganggu---gangguan sensoris dan motoris
5. Gejala GBS:
·         Demam karena terjadi karena infeksi virus
·         Simetris (kanan dan kiri)
·         Myalgia (nyeri otot) dan paresthesia (mati rasa)
·         Distal ke proksimal
·         Kelemahan
·         Akut (tiba-tiba)
6. Patofisiologi Parkinson
Gangguan di substansia nigra (tempat produksi dopamine)---dopamin berkurang 50 70%---tidak dapat mengontrol gerakan
7. ada 5 stadium Parkinson
8. Patofisiologi Alzheimer: penumpukan protein beta amyloid---otak mengecil dan mengkerut---saraf terpelintir---kognisi terganggu
9. CP: gangguan gerak pada anak-anak yang terjadi karena beberapa hal di sistem saraf pusat (korteks serebrum, basal ganglia, cerebellum), gangguan terjadi pada saat kehamilan karena kurang nutrisi, saat persalinan dalam kondisi asfiksia, dan saat balita karena trauma
10. 3 macam CP (Spastik, diskinesia, ataxia)
·         Spastic: monoplegi, diplegi, hemiplegic, triplegi, hemiplegic
·         Diskinesia: athetoid, distonik
11. sifilis ada 4 stadium. Pada stadium ketiga/ tersier dapat ditemukan tabes dorsalis
12. MS (Multiple Sclerosis): gangguan reaksi imun yang menyebabkan kerusakan jaringan (sklerosis) dan menyerang sistem saraf pusat (yang menyebabkan lebih dari 2 kerusakan) misal penglihatan dan pendengaran
13. Patofisiologi Headache
·         Vaskuler: pembuluh darah melebar ( migraine dan cluster headache)
·         Kontraksi otot: nyeri kepala dikekang (TTH)
·         Traksi inflamasi: meningitis dan ensefalitis
14.  Migrain: nyeri kepala yang terjadi karena dilatasi pada otak, ada 2 tipe: aura dan tanpa aura. Aura: ada kilatan cahaya sebelum terserang migraine.
15.  Cluster headache: nyeri kepala yang hampir sama dengan migraine, namun disertai lakrimasi dan mual.
16.  TTH: nyeri kepala karena naiknya tekanan darah
17.  Stroke hemoragik: pecahnya pembuluh darah di otak karena tekanan yang tinggi
Stroke iskemik: tersumbatnya pembuluh darah di otak karena thrombosis, dan menimbulkan gejala seperti kehilangan sensorik.
18.  Nyeri kepala, muntah-muntah, penurunan kesadaran: cirri khas stroke hemoragik
19. Klasifikasi trauma kepala: trauma primer dan sekunder
20. kapan trauma kepala tidak boleh operasi:

21. monoplegi: terganggunya 1 ekstremitas, gangguan berupa kekakuan
22. hemiplegi: terganggunya 2 ekstremitas di 1 sisi
23. Quadriplegi: gangguan gerak pada ke4 ekstremitas
24. tetraparesis: ke4 ekstremitas mati rasa/paresis


25. Trauma Kapitis. Trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan gangguan fungsi neurologis.
26. Trauma kapitis yang tidak membutuhkan tindakan operatif (95%) terdiri atas :
1. Komosio serebri
2. Kontusio serebri
3. Impressi fraktur tanpa gejala neurologis (< 1 cm)
4. Fraktur basis kranii
5. Fraktur kranii tertutup
27. Trauma kapitis yang memerlukan tindakan operatif (1-5%)
1. Hematoma intra kranial yang lebih besar dari 75 cc Epidural Subdural Intraserebral
2. Fraktur kranii terbuka ( + laserasio serebri)
3. Impressi fraktur dengan gejala neurologis ( > 1 cm)
4. Likuorrhoe yang tidak berhenti dengan pengobatan konservatif

28. Syndroma SCI
1.      Brown sequard syndrom (kerusakan pada 1 sisi spinal cord). Yang cirri-cirinya:
·         Kelemahan motorik di ipsilateral lesi
·         Dan rasa nyeri dan penurunan sensasi suhu di contralateral lesi
2.      Anterior Cord Syndrom
Kelumpuhan motorik lengkap dan penurunan sensorik
3.      Central Cord Syndrom
Kelumpuhan motorik dan sensorik karena lesi terjadi pada bagian tengah spinal cord.
4.      Posterior Cord Syndrom
Biasanya karena cedera hiperekstensi. Menyebabkan gangguan fungsi motorik, nyeri dan sensasi
5.      Cauda Equina Syndrom
Terjadi gangguan pada sacrum. Karena kompresi. Gejala klinis, antara lain:
·         Gejala spesifik non-nyeri punggung
·         Usus dan kandung kemih disfungsi
·         Kaki mati rasa dan kelemahan
·         Saddle parestesia/ caudal anastesia. Tidak bisa merasakan sensasi apapun di pantat. Contohnya tidak ada rasa untuk pipis (inkontinensia) dan BAB
Gangguan Sensorik pada posterior spinal cord
Gangguan motorik pada anterior spinal cord
29. Laminektomi adalah prosedur pembedahan untuk membebaskan tekanan pada tulang belakang atau akar saraf tulang belakang yang disebabkan oleh stenosis tulang belakang. Stenosis tulang belakang adalah penyempitan kanal tulang belakang yang menekan pada urat tulang belakang yang berisi saraf. Ini menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, atau lemas pada kaki, punggung, leher dan lengan.
30. Contoh Kasus Yang Menyebabkan dilakukannya Laminektomi:
·         Laminektomi untuk Paraparese Inferior
·         Laminektomi untuk Hernia Nucleus Pulposus L5-S1(HNP)
31. Hernia adalah keluarnya atau menjebolnya bagian dari tempat biasanya. Nucleus Pulposus berarti inti dari bahan glatinosa yang berbentuk bola.  Lumbal  berarti ruas tulang belakang pinggang. Jadi yang dimaksud dengan  hernia nucleus pulposus lumbal adalah keadaan dimana nucleus mengalami penonjolan atau jebolnya ke dalam kanalis, adanya trauma langsung atau tidak langsung pada  discus intervertebralis  akan menyebabkan kompresi hebat dan  nucleus pulposus  sehingga  anulus menjadi pecah bahkan dapat robek.
32. Penyebab utama HNP  L5-  S1  paling banyak adalah trauma, baik trauma berat maupun  ringan yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Umumnya akibat mengangkat benda berat dengan posisi pinggang membungkuk dan mendadak, sehingga  anulus  fibrosis  akan terobek. Sebagai faktor hambatan adalah adanya perubahan degeneratif pada sendi tulang belakang dan berkurangnya kekenyalan dari annulus fibrosis akibat proses penuaan.
33. Patologi
Tingkat atau gradual HNP dapat dikatakan menjadi
(1)    Protuted intervertebralis discus yaitu penonjolan nukleus pulposus ke satu arah.
(2)    Psolup sed intervertebral discus yaitu nukleus pulposus berpindah tempat tetapi belum keluar dari lingkaran  annulus fibrosus
(3)   Extruded intervertebral discus  yaitu  nukleus pulposus  proses yaitu proses jelas keluar menembus ligamen longitudinal posterior. Penonjolan hernia nukleus pulposus lumbal biasanya ke arah postero sentral atau posterior dan postero lateral. Tetapi lebih banyak yang mengarah ke posterolateral.
34. Jenis Trauma Kepala
·         Trigeminal neuralgia adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus Trigeminus pada satu cabang atau lebih, secara paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas.

Memiliki 3 Percabangan :
1.      Nervus Opthalmicus
2.      Nervus Maxillaries
3.      Nervus Mandibularis
Penyebab kondisi ini adalah iritasi syaraf cranial kelima (syaraf Trigeminal) yang bertanggung jawab untuk memberikan sensasi wajah. Iritasi ini kadangkala disebabkan oleh tumor jinak atau sklerosis multiple.
35. definisi: Saraf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam motorik untuk mengatur ekspresi wajah dan dalam sensorik untuk sensasi rasa bagian depan.
36. Bell’s Palsy. Bell’s palsy atau prosoplegia adalah kelumpuhan fasialis tipe Lower Motor Neuron (LMN) akibat paralisis nervus fasialis perifer yang terjadi secara akut.
37. Etiologinya belum diketahui, diduga oleh virus. Dari pemeriksaan kadar antibodi, pada sebagian pasien didapatkan peningkatan antibodi terhadap virus
 Epstein Barr, Herpes Simpleks, Herpes Zoster. Pada sebagian besar pasien (70%) didapatkan sebelumnya riwayat pemaparan pada udara dingin atau radang saluran napas bagian atas
38.
39. Bell’s palsy
            Kelopak mata tidak bisa menutup
            Mata menjadi kering
Telinga sensitive terhadap suara (hiperakusis)
Sudut mulut turun
Lidah tidak bisa merasa
40. Peran Fisioterapi.
            IR, US, MWD, Massage, Exercise, latihan mandiri dirumah
41. Spasme hemifasial (hemifacial spasm) adalah kontraksi kedutan spontan pada satu sisi wajah. Spasme hemifacial melibatkan saraf C7 yang mengontrol otot-otot wajah seperti pada alis, kelopak mata, dan mulut dan bibir.
Spasme hemifasial (SHF) dapat disebabkan oleh cedera pada saraf wajah, tekanan saraf oleh pembuluh darah atau tumor, atau Bell’s palsy.
           
Gejala yang paling sering adalah kedutan di daerah mata.
Pemicu munculnya kedutan: kelelahan, stress, cemas
42. gejala spasme hemifasial
·         Kontraksi 1 sisi wajah
·         Mata tertutup pada 1 sisi
·         Sudut mulut berelevasi di 1 ujung
43. perbedaan bell’s palsy dan spasme hemifacial
Bell’s palsy
Spasme hemifacial
Mata---terbuka
Mata---tertutup
Sudut mulut---turun
Sudut mulut---elevasi/naik
44. anatomi plexus brachialis
45. Erb’s palsy: Musculocutaneous(c5/c6/c7), axilaris (c5/c6), saraf supraskapula(c5/c6) , dan saraf subclavius(c5/c6).
·         Mekanisme erb’s palsy. Cedera traksi karena fleksi lateral leher ke arah sisi kontralateral, atau berlebihan depresi bahu, peregangan yang terlalu kuat sehingga robeknya bagian atas pleksus brakialis.
·         Penyebab. Distosia bahu saat proses kelahiran, jatuh dengan bagian leher/bahu atau traksi yang berlebihan pada lengan
·         Keterbatasan. ketidak mampuan atau kurangnya kemampuan abduksi, fleksi, dan rotasi pada bahu, lemah ekstensi bahu, dan lemah fleksi siku dan lemah supinasi pada radioulnar joint.
46. Kumpke’s palsy (Cedera  Plexus bagian bawah): Median(c5/c6/c7/c8/t1) dan ulnar(c8/t1)
·            Mekanisme. Cedara traksi yang disebabkan gaya berlebih pada bahu yang abduksi sebagai hasil dari over stretching pada bagian bawah plexus brachialis
·            Penyebab. Biasanya terjadi akibat lahir susah, dan akibat seseorang terjatuh ketika berpegangan pada sesuatu, trauma, langsung, bisa berasal dari fraktur clavicula luka tembak.
·            Keterbatasan. berkurangnya kemampuan adduksi ibu jari, hilangnya, lemah abduksi dan adduksi pada mecarpophalangeal joint, fleksi pada metacarpophalangeal joint dan ekstensi dari interphalangeal joint, lemah fleksi interphalangeal joint bagian proksimal dan distal
47. complete brachial injury (Cedera pada Tiap bagian pleksus brachialis c5, c6, c7, c8, t1)
·         Mekanisme. Biasanya terjadi ketika terjadi traksi yang kompleks ketika kelahiran sungsang yang susah dan kecelakaan hebat.

·         Keterbatasan. Bagian ekstremitas atas benar benar lemas dan menggantung serta mati rasa 

Related Posts

day 46
4/ 5
Oleh