12 Saraf cranialis
1. Olfaktori:
sensori penciuman
2. Opticus:
sensori penglihatan
3. Oculomotor:
motorik pupil
4. Trochlear:
motorik mata melirik
5. Trigeminal:
gabungan, sensorik wajah (dahi, maxilla, mandibula). Motorik rahang dan
berkedip
6. Abdusen:
motorik menjauhi mata
7. Facialis:
motorik sensori lidah depan, wajah dan ekspresi
8. Vestibulocochlear:
sensorik keseimbangan dan pendengaran
9. Glossofaringeal:
gabungan. Sensorik lidah belakang. Motorik wajah
10. Vagus:
gabungan. Pergerakan organ dalam wajah
11. Accesorius:
motorik leher dan bahu
12. Hipoglossus:
motorik lidah depan.
2. Saraf spinalis ada 31
C1-8:
Cervical
Th1-12:
Thoracal
L1-5: Lumbal
S1-5: Sacrum
1 Coccyx
3. manifestasi klinis polio/ gejala polio
o Paralitik
dan non paralitik. Paralitik: kelumpuhan. Non paralitik: nyeri dan kaku otot
leher dan ekstremitas
o Asimetris:
sebelah ekstremitas (kanan/kiri)
o Menyerang
sistem saraf tepi
4.
Patofisiologi GBS: Infeksi virus---reaksi auto imun---imun menyerang tubuh
sendiri---saraf rusak---myelin rusak---transmisi terganggu---gangguan sensoris
dan motoris
5. Gejala GBS:
·
Demam karena terjadi
karena infeksi virus
·
Simetris (kanan dan kiri)
·
Myalgia (nyeri otot) dan
paresthesia (mati rasa)
·
Distal ke proksimal
·
Kelemahan
·
Akut (tiba-tiba)
6. Patofisiologi Parkinson
Gangguan
di substansia nigra (tempat produksi dopamine)---dopamin berkurang 50
70%---tidak dapat mengontrol gerakan
7. ada 5 stadium Parkinson
8.
Patofisiologi Alzheimer: penumpukan protein beta amyloid---otak mengecil dan
mengkerut---saraf terpelintir---kognisi terganggu
9.
CP: gangguan gerak pada anak-anak yang terjadi karena beberapa hal di sistem
saraf pusat (korteks serebrum, basal ganglia, cerebellum), gangguan terjadi
pada saat kehamilan karena kurang nutrisi, saat persalinan dalam kondisi
asfiksia, dan saat balita karena trauma
10. 3 macam CP (Spastik, diskinesia, ataxia)
·
Spastic: monoplegi,
diplegi, hemiplegic, triplegi, hemiplegic
·
Diskinesia: athetoid,
distonik
11. sifilis ada 4 stadium. Pada stadium ketiga/
tersier dapat ditemukan tabes dorsalis
12.
MS (Multiple Sclerosis): gangguan reaksi imun yang menyebabkan kerusakan
jaringan (sklerosis) dan menyerang sistem saraf pusat (yang menyebabkan lebih
dari 2 kerusakan) misal penglihatan dan pendengaran
13. Patofisiologi Headache
·
Vaskuler: pembuluh darah
melebar ( migraine dan cluster headache)
·
Kontraksi otot: nyeri
kepala dikekang (TTH)
·
Traksi inflamasi:
meningitis dan ensefalitis
14. Migrain:
nyeri kepala yang terjadi karena dilatasi pada otak, ada 2 tipe: aura dan tanpa
aura. Aura: ada kilatan cahaya sebelum terserang migraine.
15. Cluster
headache: nyeri kepala yang hampir sama dengan migraine, namun disertai
lakrimasi dan mual.
16. TTH:
nyeri kepala karena naiknya tekanan darah
17. Stroke
hemoragik: pecahnya pembuluh darah di otak karena tekanan yang tinggi
Stroke iskemik: tersumbatnya pembuluh
darah di otak karena thrombosis, dan menimbulkan gejala seperti kehilangan
sensorik.
18. Nyeri
kepala, muntah-muntah, penurunan kesadaran: cirri khas stroke hemoragik
19. Klasifikasi trauma kepala: trauma primer dan
sekunder
20. kapan trauma kepala tidak boleh operasi:
21.
monoplegi: terganggunya 1 ekstremitas, gangguan berupa kekakuan
22.
hemiplegi: terganggunya 2 ekstremitas di 1 sisi
23.
Quadriplegi: gangguan gerak pada ke4 ekstremitas
24.
tetraparesis: ke4 ekstremitas mati rasa/paresis
25.
Trauma Kapitis. Trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung
mengenai kepala yang mengakibatkan gangguan fungsi neurologis.
26.
Trauma kapitis yang tidak membutuhkan tindakan operatif (95%) terdiri atas :
1. Komosio serebri
2. Kontusio serebri
3. Impressi fraktur tanpa
gejala neurologis (< 1 cm)
4. Fraktur basis
kranii
5. Fraktur kranii
tertutup
27.
Trauma kapitis yang memerlukan tindakan operatif (1-5%)
1. Hematoma intra kranial yang lebih
besar dari 75 cc Epidural Subdural Intraserebral
2. Fraktur kranii terbuka ( +
laserasio serebri)
3. Impressi fraktur dengan gejala neurologis ( > 1
cm)
4. Likuorrhoe yang tidak berhenti dengan pengobatan konservatif
28.
Syndroma SCI
1. Brown sequard syndrom
(kerusakan pada 1 sisi spinal cord). Yang cirri-cirinya:
·
Kelemahan motorik di
ipsilateral lesi
·
Dan rasa nyeri dan
penurunan sensasi suhu di contralateral lesi
2. Anterior
Cord Syndrom
Kelumpuhan
motorik lengkap dan penurunan sensorik
3. Central
Cord Syndrom
Kelumpuhan
motorik dan sensorik karena lesi terjadi pada bagian tengah spinal cord.
4. Posterior
Cord Syndrom
Biasanya
karena cedera hiperekstensi. Menyebabkan gangguan fungsi motorik, nyeri dan
sensasi
5. Cauda
Equina Syndrom
Terjadi
gangguan pada sacrum. Karena kompresi. Gejala klinis, antara lain:
·
Gejala spesifik non-nyeri
punggung
·
Usus dan kandung kemih
disfungsi
·
Kaki mati rasa dan
kelemahan
·
Saddle parestesia/ caudal
anastesia. Tidak bisa merasakan sensasi apapun di pantat. Contohnya tidak ada
rasa untuk pipis (inkontinensia) dan BAB
Gangguan Sensorik pada posterior
spinal cord
Gangguan motorik pada anterior spinal cord
29. Laminektomi adalah prosedur pembedahan untuk
membebaskan tekanan pada tulang belakang atau akar saraf tulang belakang yang
disebabkan oleh stenosis tulang belakang. Stenosis tulang belakang adalah
penyempitan kanal tulang belakang yang menekan pada urat tulang belakang yang
berisi saraf. Ini menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, atau lemas pada kaki,
punggung, leher dan lengan.
30.
Contoh Kasus Yang Menyebabkan
dilakukannya Laminektomi:
·
Laminektomi untuk Paraparese Inferior
·
Laminektomi untuk Hernia
Nucleus Pulposus L5-S1(HNP)
31.
Hernia adalah keluarnya atau menjebolnya bagian dari
tempat biasanya. Nucleus Pulposus berarti inti dari bahan glatinosa yang
berbentuk bola. Lumbal berarti ruas tulang belakang pinggang. Jadi
yang dimaksud dengan hernia nucleus
pulposus lumbal adalah keadaan dimana nucleus mengalami penonjolan atau
jebolnya ke dalam kanalis, adanya trauma langsung atau tidak langsung pada discus intervertebralis akan menyebabkan kompresi hebat dan nucleus pulposus sehingga
anulus menjadi pecah bahkan dapat robek.
32.
Penyebab utama HNP
L5- S1 paling banyak adalah trauma, baik trauma
berat maupun ringan yang dapat terjadi
secara langsung maupun tidak langsung. Umumnya akibat mengangkat benda berat
dengan posisi pinggang membungkuk dan mendadak, sehingga anulus
fibrosis akan terobek. Sebagai
faktor hambatan adalah adanya perubahan degeneratif pada sendi tulang belakang
dan berkurangnya kekenyalan dari annulus fibrosis akibat proses penuaan.
33.
Patologi
Tingkat
atau gradual HNP dapat dikatakan menjadi
(1) Protuted
intervertebralis discus yaitu penonjolan nukleus pulposus ke satu arah.
(2) Psolup
sed intervertebral discus yaitu nukleus pulposus berpindah tempat tetapi belum
keluar dari lingkaran annulus fibrosus
(3) Extruded
intervertebral discus yaitu nukleus pulposus proses yaitu proses jelas keluar menembus
ligamen longitudinal posterior. Penonjolan
hernia nukleus pulposus lumbal biasanya ke arah postero sentral atau posterior
dan postero lateral. Tetapi lebih banyak yang mengarah ke posterolateral.
34.
Jenis Trauma Kepala
·
Trigeminal neuralgia
adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus Trigeminus pada
satu cabang atau lebih, secara paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak
diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas.
Memiliki
3 Percabangan :
1. Nervus Opthalmicus
2. Nervus Maxillaries
3. Nervus Mandibularis
Penyebab
kondisi ini adalah iritasi syaraf cranial kelima (syaraf Trigeminal) yang
bertanggung jawab untuk memberikan sensasi wajah. Iritasi ini kadangkala
disebabkan oleh tumor jinak atau sklerosis multiple.
35.
definisi: Saraf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam motorik untuk mengatur ekspresi wajah dan dalam sensorik untuk sensasi rasa bagian depan.
36.
Bell’s Palsy. Bell’s palsy
atau prosoplegia adalah kelumpuhan fasialis tipe Lower Motor Neuron (LMN)
akibat paralisis nervus fasialis perifer yang terjadi secara akut.
37.
Etiologinya belum diketahui, diduga oleh virus. Dari
pemeriksaan kadar antibodi, pada sebagian pasien didapatkan peningkatan
antibodi terhadap virus
Epstein Barr, Herpes Simpleks, Herpes
Zoster. Pada sebagian besar pasien (70%)
didapatkan sebelumnya riwayat pemaparan pada udara dingin atau radang
saluran napas bagian atas
38.
39. Bell’s palsy
Kelopak
mata tidak bisa menutup
Mata
menjadi kering
Telinga
sensitive terhadap suara (hiperakusis)
Sudut
mulut turun
Lidah
tidak bisa merasa
40. Peran Fisioterapi.
IR,
US, MWD, Massage, Exercise, latihan mandiri dirumah
41. Spasme hemifasial (hemifacial spasm) adalah kontraksi kedutan
spontan pada satu sisi wajah. Spasme hemifacial melibatkan saraf C7 yang
mengontrol otot-otot wajah seperti pada alis, kelopak mata, dan mulut dan
bibir.
Spasme hemifasial (SHF) dapat disebabkan oleh cedera
pada saraf wajah, tekanan saraf oleh pembuluh darah atau tumor, atau Bell’s palsy.
Gejala yang paling sering adalah kedutan di daerah
mata.
Pemicu munculnya kedutan: kelelahan, stress, cemas
42. gejala spasme hemifasial
·
Kontraksi 1 sisi wajah
·
Mata tertutup pada 1 sisi
·
Sudut mulut berelevasi di
1 ujung
43.
perbedaan bell’s palsy dan spasme hemifacial
Bell’s palsy
|
Spasme hemifacial
|
Mata---terbuka
|
Mata---tertutup
|
Sudut mulut---turun
|
Sudut
mulut---elevasi/naik
|
44. anatomi
plexus brachialis
45. Erb’s palsy: Musculocutaneous(c5/c6/c7), axilaris (c5/c6), saraf supraskapula(c5/c6)
, dan saraf subclavius(c5/c6).
·
Mekanisme
erb’s palsy. Cedera traksi karena fleksi lateral
leher ke arah sisi kontralateral, atau berlebihan depresi
bahu,
peregangan yang terlalu kuat sehingga robeknya bagian atas pleksus brakialis.
·
Penyebab. Distosia bahu saat proses kelahiran, jatuh dengan bagian leher/bahu
atau traksi yang berlebihan pada lengan
·
Keterbatasan.
ketidak mampuan atau kurangnya kemampuan abduksi,
fleksi, dan rotasi pada bahu, lemah ekstensi bahu, dan lemah fleksi siku dan
lemah supinasi pada radioulnar joint.
46. Kumpke’s
palsy (Cedera Plexus bagian bawah):
Median(c5/c6/c7/c8/t1) dan ulnar(c8/t1)
·
Mekanisme.
Cedara traksi yang disebabkan gaya berlebih pada bahu yang abduksi sebagai
hasil dari over stretching pada bagian bawah plexus brachialis
·
Penyebab. Biasanya terjadi akibat lahir susah, dan
akibat seseorang terjatuh ketika berpegangan pada sesuatu, trauma, langsung,
bisa berasal dari fraktur clavicula luka tembak.
·
Keterbatasan.
berkurangnya kemampuan adduksi ibu jari, hilangnya,
lemah abduksi dan adduksi pada mecarpophalangeal joint, fleksi pada
metacarpophalangeal joint dan ekstensi dari interphalangeal joint, lemah fleksi
interphalangeal joint bagian proksimal dan distal
47. complete brachial injury (Cedera
pada Tiap bagian pleksus brachialis c5, c6, c7, c8, t1)
·
Mekanisme.
Biasanya terjadi ketika terjadi traksi yang kompleks ketika kelahiran sungsang
yang susah dan kecelakaan hebat.
·
Keterbatasan.
Bagian ekstremitas atas benar benar lemas dan
menggantung serta mati rasa