Kamis, 08 Februari 2018

curhatan liburan part 1

curhatan liburan part 1

Malam inin saya ingin bercerita tentang sebagian dari liburan saya selama liburan semester 5 ini.

Alhamdulillah selama semester 5 ini saya mengalami cukup banyak kemajuan dan tentunya juga kesehatan saya berangsur membaik dan pr besar buat saya adalah hidup sehat + menurunkan berat badan. Tentu saja saya menulis ini bukan tanpa dasar, karena di semester 5 ini IP saya naik (alhamdulillah) dan sedikit banyak saya mulai bisa bertahan di semester ini, karena sebelumnya saya diterima di universitas di dalam dan di luar negeri dan ketika keberangkatan saya tidak direstui orang tua saya. Sempat frustasi waktu itu, sampai IP saya hancur, tapi saya mencoba untuk bertahan dalam pilihan yang sangat sulit dan akhirnya bisa bertahan di semester 5 ini.

Ngomong-ngomong soal kemajuan saya di semester ini, saya semakin mudah untuk memahami materi yang bersifat “biologi” (basicly saya sebenarnya anak hitungan) dan tentunya saya akan langsung saya masuk ke inti pecitraan ataau bahasa saya “inti cerita tulisan kali ini” yaitu kesan liburan semester ini.

Pada hari minggu saya diajak teman saya untuk bergabung dala acara volunteer JDBL liga basket kategori SMP sederajat yang diadakan oleh DBL di malang, tepatnya di gor bima sakti. Sebenarnya saya ogah sih, karena saya ada fokus untuk mengikuti seleksi beasiswa di salah satu PT (hehehe), namun saya berpikir “ya dicoba saja dulu, siapa tahu ada sesuatu dibalik sesuatunya sesuatu”. Saya berangkat hari sabtu pagi dari rumah ke malang denga jarak tempuh 7 jam (naik mototr dengan santai) sehingga saya sampai sana bisa istirahat sesaat.

Sampai di malang saya istirahat sebentar lalu jam 5 saay ada wawancara dari KOPHI JATIM di sentra PKL stasiun baru, sempet down juga karena saya dapat pemberitahuan jam 10 malam dan saya bary tahu jam 9 pagi waktu hp dicas, akhirnya saya ketemu kakak pewawancara, dan cukup lama juga wawancaranya, hampir 30 menit baru selesai dan saya langsung pulang selesai wawancara.

Setelah itu saya pulang beli makan, dan tentu saja sebelum itu saya bersih-bersih kamar supaya nyaman setelah ditinggal liburan ke kampung, dan saya sempat belanja kebutuhan dapur (btw saya masak di kos, hanya nasi dan bumbu instant saja hehehe) serta perabotan mandi dan tak lupa saya membeli es batu, etil, perban, kasa, betadine, antasida, dan tissu untuk perlengkapan besok.


Sekian dulu cerita saya, karena besok saya harus bertugas lagi, saya mau istirahat supaya tidak kemalaman. Terima kasih para pembaca and see you next time.  

Sabtu, 02 Desember 2017

day 46

day 46

12 Saraf cranialis
1.      Olfaktori: sensori penciuman
2.      Opticus: sensori penglihatan
3.      Oculomotor: motorik pupil
4.      Trochlear: motorik mata melirik
5.      Trigeminal: gabungan, sensorik wajah (dahi, maxilla, mandibula). Motorik rahang dan berkedip
6.      Abdusen: motorik menjauhi mata
7.      Facialis: motorik sensori lidah depan, wajah dan ekspresi
8.      Vestibulocochlear: sensorik keseimbangan dan pendengaran
9.      Glossofaringeal: gabungan. Sensorik lidah belakang. Motorik wajah
10.  Vagus: gabungan. Pergerakan organ dalam wajah
11.  Accesorius: motorik leher dan bahu
12.  Hipoglossus: motorik lidah depan.
2. Saraf spinalis ada 31
            C1-8: Cervical
            Th1-12: Thoracal
L1-5: Lumbal
S1-5: Sacrum
1 Coccyx
3. manifestasi klinis polio/ gejala polio
o  Paralitik dan non paralitik. Paralitik: kelumpuhan. Non paralitik: nyeri dan kaku otot leher dan ekstremitas
o  Asimetris: sebelah ekstremitas (kanan/kiri)

o  Menyerang sistem saraf tepi
4. Patofisiologi GBS: Infeksi virus---reaksi auto imun---imun menyerang tubuh sendiri---saraf rusak---myelin rusak---transmisi terganggu---gangguan sensoris dan motoris
5. Gejala GBS:
·         Demam karena terjadi karena infeksi virus
·         Simetris (kanan dan kiri)
·         Myalgia (nyeri otot) dan paresthesia (mati rasa)
·         Distal ke proksimal
·         Kelemahan
·         Akut (tiba-tiba)
6. Patofisiologi Parkinson
Gangguan di substansia nigra (tempat produksi dopamine)---dopamin berkurang 50 70%---tidak dapat mengontrol gerakan
7. ada 5 stadium Parkinson
8. Patofisiologi Alzheimer: penumpukan protein beta amyloid---otak mengecil dan mengkerut---saraf terpelintir---kognisi terganggu
9. CP: gangguan gerak pada anak-anak yang terjadi karena beberapa hal di sistem saraf pusat (korteks serebrum, basal ganglia, cerebellum), gangguan terjadi pada saat kehamilan karena kurang nutrisi, saat persalinan dalam kondisi asfiksia, dan saat balita karena trauma
10. 3 macam CP (Spastik, diskinesia, ataxia)
·         Spastic: monoplegi, diplegi, hemiplegic, triplegi, hemiplegic
·         Diskinesia: athetoid, distonik
11. sifilis ada 4 stadium. Pada stadium ketiga/ tersier dapat ditemukan tabes dorsalis
12. MS (Multiple Sclerosis): gangguan reaksi imun yang menyebabkan kerusakan jaringan (sklerosis) dan menyerang sistem saraf pusat (yang menyebabkan lebih dari 2 kerusakan) misal penglihatan dan pendengaran
13. Patofisiologi Headache
·         Vaskuler: pembuluh darah melebar ( migraine dan cluster headache)
·         Kontraksi otot: nyeri kepala dikekang (TTH)
·         Traksi inflamasi: meningitis dan ensefalitis
14.  Migrain: nyeri kepala yang terjadi karena dilatasi pada otak, ada 2 tipe: aura dan tanpa aura. Aura: ada kilatan cahaya sebelum terserang migraine.
15.  Cluster headache: nyeri kepala yang hampir sama dengan migraine, namun disertai lakrimasi dan mual.
16.  TTH: nyeri kepala karena naiknya tekanan darah
17.  Stroke hemoragik: pecahnya pembuluh darah di otak karena tekanan yang tinggi
Stroke iskemik: tersumbatnya pembuluh darah di otak karena thrombosis, dan menimbulkan gejala seperti kehilangan sensorik.
18.  Nyeri kepala, muntah-muntah, penurunan kesadaran: cirri khas stroke hemoragik
19. Klasifikasi trauma kepala: trauma primer dan sekunder
20. kapan trauma kepala tidak boleh operasi:

21. monoplegi: terganggunya 1 ekstremitas, gangguan berupa kekakuan
22. hemiplegi: terganggunya 2 ekstremitas di 1 sisi
23. Quadriplegi: gangguan gerak pada ke4 ekstremitas
24. tetraparesis: ke4 ekstremitas mati rasa/paresis


25. Trauma Kapitis. Trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan gangguan fungsi neurologis.
26. Trauma kapitis yang tidak membutuhkan tindakan operatif (95%) terdiri atas :
1. Komosio serebri
2. Kontusio serebri
3. Impressi fraktur tanpa gejala neurologis (< 1 cm)
4. Fraktur basis kranii
5. Fraktur kranii tertutup
27. Trauma kapitis yang memerlukan tindakan operatif (1-5%)
1. Hematoma intra kranial yang lebih besar dari 75 cc Epidural Subdural Intraserebral
2. Fraktur kranii terbuka ( + laserasio serebri)
3. Impressi fraktur dengan gejala neurologis ( > 1 cm)
4. Likuorrhoe yang tidak berhenti dengan pengobatan konservatif

28. Syndroma SCI
1.      Brown sequard syndrom (kerusakan pada 1 sisi spinal cord). Yang cirri-cirinya:
·         Kelemahan motorik di ipsilateral lesi
·         Dan rasa nyeri dan penurunan sensasi suhu di contralateral lesi
2.      Anterior Cord Syndrom
Kelumpuhan motorik lengkap dan penurunan sensorik
3.      Central Cord Syndrom
Kelumpuhan motorik dan sensorik karena lesi terjadi pada bagian tengah spinal cord.
4.      Posterior Cord Syndrom
Biasanya karena cedera hiperekstensi. Menyebabkan gangguan fungsi motorik, nyeri dan sensasi
5.      Cauda Equina Syndrom
Terjadi gangguan pada sacrum. Karena kompresi. Gejala klinis, antara lain:
·         Gejala spesifik non-nyeri punggung
·         Usus dan kandung kemih disfungsi
·         Kaki mati rasa dan kelemahan
·         Saddle parestesia/ caudal anastesia. Tidak bisa merasakan sensasi apapun di pantat. Contohnya tidak ada rasa untuk pipis (inkontinensia) dan BAB
Gangguan Sensorik pada posterior spinal cord
Gangguan motorik pada anterior spinal cord
29. Laminektomi adalah prosedur pembedahan untuk membebaskan tekanan pada tulang belakang atau akar saraf tulang belakang yang disebabkan oleh stenosis tulang belakang. Stenosis tulang belakang adalah penyempitan kanal tulang belakang yang menekan pada urat tulang belakang yang berisi saraf. Ini menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, atau lemas pada kaki, punggung, leher dan lengan.
30. Contoh Kasus Yang Menyebabkan dilakukannya Laminektomi:
·         Laminektomi untuk Paraparese Inferior
·         Laminektomi untuk Hernia Nucleus Pulposus L5-S1(HNP)
31. Hernia adalah keluarnya atau menjebolnya bagian dari tempat biasanya. Nucleus Pulposus berarti inti dari bahan glatinosa yang berbentuk bola.  Lumbal  berarti ruas tulang belakang pinggang. Jadi yang dimaksud dengan  hernia nucleus pulposus lumbal adalah keadaan dimana nucleus mengalami penonjolan atau jebolnya ke dalam kanalis, adanya trauma langsung atau tidak langsung pada  discus intervertebralis  akan menyebabkan kompresi hebat dan  nucleus pulposus  sehingga  anulus menjadi pecah bahkan dapat robek.
32. Penyebab utama HNP  L5-  S1  paling banyak adalah trauma, baik trauma berat maupun  ringan yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Umumnya akibat mengangkat benda berat dengan posisi pinggang membungkuk dan mendadak, sehingga  anulus  fibrosis  akan terobek. Sebagai faktor hambatan adalah adanya perubahan degeneratif pada sendi tulang belakang dan berkurangnya kekenyalan dari annulus fibrosis akibat proses penuaan.
33. Patologi
Tingkat atau gradual HNP dapat dikatakan menjadi
(1)    Protuted intervertebralis discus yaitu penonjolan nukleus pulposus ke satu arah.
(2)    Psolup sed intervertebral discus yaitu nukleus pulposus berpindah tempat tetapi belum keluar dari lingkaran  annulus fibrosus
(3)   Extruded intervertebral discus  yaitu  nukleus pulposus  proses yaitu proses jelas keluar menembus ligamen longitudinal posterior. Penonjolan hernia nukleus pulposus lumbal biasanya ke arah postero sentral atau posterior dan postero lateral. Tetapi lebih banyak yang mengarah ke posterolateral.
34. Jenis Trauma Kepala
·         Trigeminal neuralgia adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus Trigeminus pada satu cabang atau lebih, secara paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas.

Memiliki 3 Percabangan :
1.      Nervus Opthalmicus
2.      Nervus Maxillaries
3.      Nervus Mandibularis
Penyebab kondisi ini adalah iritasi syaraf cranial kelima (syaraf Trigeminal) yang bertanggung jawab untuk memberikan sensasi wajah. Iritasi ini kadangkala disebabkan oleh tumor jinak atau sklerosis multiple.
35. definisi: Saraf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam motorik untuk mengatur ekspresi wajah dan dalam sensorik untuk sensasi rasa bagian depan.
36. Bell’s Palsy. Bell’s palsy atau prosoplegia adalah kelumpuhan fasialis tipe Lower Motor Neuron (LMN) akibat paralisis nervus fasialis perifer yang terjadi secara akut.
37. Etiologinya belum diketahui, diduga oleh virus. Dari pemeriksaan kadar antibodi, pada sebagian pasien didapatkan peningkatan antibodi terhadap virus
 Epstein Barr, Herpes Simpleks, Herpes Zoster. Pada sebagian besar pasien (70%) didapatkan sebelumnya riwayat pemaparan pada udara dingin atau radang saluran napas bagian atas
38.
39. Bell’s palsy
            Kelopak mata tidak bisa menutup
            Mata menjadi kering
Telinga sensitive terhadap suara (hiperakusis)
Sudut mulut turun
Lidah tidak bisa merasa
40. Peran Fisioterapi.
            IR, US, MWD, Massage, Exercise, latihan mandiri dirumah
41. Spasme hemifasial (hemifacial spasm) adalah kontraksi kedutan spontan pada satu sisi wajah. Spasme hemifacial melibatkan saraf C7 yang mengontrol otot-otot wajah seperti pada alis, kelopak mata, dan mulut dan bibir.
Spasme hemifasial (SHF) dapat disebabkan oleh cedera pada saraf wajah, tekanan saraf oleh pembuluh darah atau tumor, atau Bell’s palsy.
           
Gejala yang paling sering adalah kedutan di daerah mata.
Pemicu munculnya kedutan: kelelahan, stress, cemas
42. gejala spasme hemifasial
·         Kontraksi 1 sisi wajah
·         Mata tertutup pada 1 sisi
·         Sudut mulut berelevasi di 1 ujung
43. perbedaan bell’s palsy dan spasme hemifacial
Bell’s palsy
Spasme hemifacial
Mata---terbuka
Mata---tertutup
Sudut mulut---turun
Sudut mulut---elevasi/naik
44. anatomi plexus brachialis
45. Erb’s palsy: Musculocutaneous(c5/c6/c7), axilaris (c5/c6), saraf supraskapula(c5/c6) , dan saraf subclavius(c5/c6).
·         Mekanisme erb’s palsy. Cedera traksi karena fleksi lateral leher ke arah sisi kontralateral, atau berlebihan depresi bahu, peregangan yang terlalu kuat sehingga robeknya bagian atas pleksus brakialis.
·         Penyebab. Distosia bahu saat proses kelahiran, jatuh dengan bagian leher/bahu atau traksi yang berlebihan pada lengan
·         Keterbatasan. ketidak mampuan atau kurangnya kemampuan abduksi, fleksi, dan rotasi pada bahu, lemah ekstensi bahu, dan lemah fleksi siku dan lemah supinasi pada radioulnar joint.
46. Kumpke’s palsy (Cedera  Plexus bagian bawah): Median(c5/c6/c7/c8/t1) dan ulnar(c8/t1)
·            Mekanisme. Cedara traksi yang disebabkan gaya berlebih pada bahu yang abduksi sebagai hasil dari over stretching pada bagian bawah plexus brachialis
·            Penyebab. Biasanya terjadi akibat lahir susah, dan akibat seseorang terjatuh ketika berpegangan pada sesuatu, trauma, langsung, bisa berasal dari fraktur clavicula luka tembak.
·            Keterbatasan. berkurangnya kemampuan adduksi ibu jari, hilangnya, lemah abduksi dan adduksi pada mecarpophalangeal joint, fleksi pada metacarpophalangeal joint dan ekstensi dari interphalangeal joint, lemah fleksi interphalangeal joint bagian proksimal dan distal
47. complete brachial injury (Cedera pada Tiap bagian pleksus brachialis c5, c6, c7, c8, t1)
·         Mekanisme. Biasanya terjadi ketika terjadi traksi yang kompleks ketika kelahiran sungsang yang susah dan kecelakaan hebat.

·         Keterbatasan. Bagian ekstremitas atas benar benar lemas dan menggantung serta mati rasa 

Jumat, 01 Desember 2017

day 45

day 45

1.1  Defenisi K3

a.      pengertian
Menurut Mangkunegara keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (1981: 2) keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di  perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994) keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi  bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Mathis dan Jackson menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Lalu Husni, 2003: 138 ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.


b.      Tujuan K3
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
·         Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
·         Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
·         Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
·         Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
·         Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
·         Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
·         Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

1.2   Macam dan jenis jenis
Hal yang harus diwaspadai adanyakecelakaan di bengkel listrik antara lain akibat
adanyakebakaran . Jika terjadi kebakaran, api berkobar, segera periksa kejadian yang memberikesempatan yang terbaik dari jalan keluarnya yang cepat, mengurangi bahaya hidup,dan menjaga kerusakan seminimummungkin. Jika terjadi kebakaran,ingatlah beberapa langkah penyelamatan :
(1) umumkan tanda bahaya kebakaran segera,
(2) beritahukan pasukanpemadam kebakaran,
 (3) padamkan api dengan peralatan yang tersedia,
(4) ungsikan peralatan jika perlu,
(5) beritahukan setiap orang untuk mendapatkan penjelasan caramengatasinya bisa dengan menggunakan air, api, pemadam kebakaran berisi CO2.
Kecelakaan lain yang mungkin terjadi di bengkel listrik oleh adanya gangguan arus listrik.Arus listrik selalu dapat dialirkan kesegala arah melalui benda benda yang konduktif,misalnya logam dan zat cair.Aliran tersebut tidak dapat kita lihat seperti halnya air yangmengalir sehingga hal ini sangat berbahaya dan bisa mematikan.Setiap peralatan yang menggunakan aliran listrik sangat perlu dilengkapi denganperlengkapan yang berguna jika terjadi kebocoran arus listrik tidak mengalir ke orangmelainkan langsung ke bumi.
Tempat yang beraliran listrik harus kering dan tidak menghantarkan listrik, tangan yangbasah dan berkeringat dapat dengan mudah terkena aliran listrik bila menggunakan jenisperalatan yang bocor.

• Berilah tanda bahaya pada aliran listrik yang berbahaya, misal di beri pagar atau tanda

peringatan

• Gunakan bahan-bahan yang tidak menghantarkan aliran listrik seperti sarung karet,sepatu karet, landasan atau peralatan

• Keringkan tangan sebelum menggunakan peralatan yang beraliran listrik.

1.3  Cara kontaminasi
Bahaya elektrik mekanik adalah sumber dari kecelakaan di berbagai tempat kerja, industri.permesinan adalah komponen utama diberbagai industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi,dan pertnian dan dapat membahayakan pekerjanya. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen yang tajam, permukaan yang panas dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukan, membakar, memotong, menusuk, dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman.
1.4  Beberapa kasus kecelakaan dan penanganannya
Berikut diberikan beberapa kasus kecelakaan yang sering terjadi, dan diberikanpertolongan pertama. Misalnya Pertolongan karena terkena benda tajam sehinggamengakibatkan luka. Luka adalahterputusnya hubungan jaringan oleh sesuatu sebab.Penyebab luka biasanya adanya persentuhan dengan benda tumpul (lecet, memar, robek).Persentuhan denganbenda tajam (tusuk iris, bacok), atau luka baker yang disebabkan olehapi, uap panas, cairan panas, zat kimia, sinar, arus listrik.Adapun cara menolong akibat luka, bahwa agar supaya luka dapat sembuh dengansempurna maka harus dijaga jangan sampai luka itu menjadi kotor dan anggota badan yangterluka jangan digerakkan.
Pertolongan pada luka bakar, dilakukan : Jika kulit hanya merahdan belum melepuh maka bagian badan yang kena itu dituangi air yang dingin. Kulit yangkeriput tidak boleh digunting. Kalau ada luka ,maka ini harus dibalut longgar-longgar saja.Selimuti dia dengan selimut tebal dan beri minum sebanyak-banyaknya. Kecelakaan lain yang sangat mungkin terjadi misalnya karena keracunan akibat gas beracunyang bocor di suatu tempat (bengkel).
Misalnya keracunan asap batu bara (CO-karbonmonoksida) dan keracunan gas asap batu bara Gas. Hal iniberakibat dapat menghalangi daya arah untuk menyerap oksigen. Gejala-gejala yang dapat dilihatakibat keracunan gas, antara lain sakit kepala, kelemahan otot, kejang muka merah danakhirnya jatuh pingsan.Adapun cara memberikan pertolongannya sebagai berikut: angkut si Penderita darilingkungan yang beracun itudan rebahkan ia didekat jendela yang terbuka supaya mendapatudara yang segar, jika ia pingsan dan kelihatan tidak bernafas lagiharus dilakukanpernafasan buatan Keracunan obat bius dan obattidur. Panggil dokter secepatnya, harus diikhtiarkan supaya si sakit memuntahkan racun itu dengan memasukkan jari kedalamkerongkongannya (tenggorokan) si sakit diberi obat norit dan minum susu sebanyak -banyaknya. Berikan juga minum kopi panas atau brendi. Jika si sakit telah pingsan jangandicoba memakssa ia muntah tunggu saja sampai dokter datang.
1.5  Pencegahan dan pengendalian
Untuk mencegah kecelakaan kerja sangatlah penting diperhatikannya “KeselamatanKerja”. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempatkerja, lingkungan kerja,serta tata cara dalam melakukan pekerjaan yang bertujuan untuk menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan,baik jasmaniah maupun rohaniahmanusia,yang tertujupada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan pekerja padakhususnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja pada hakekatnya adalah usahamanusia dalam melindungi hidupnya dan yang berhubungan dengan itu,dengan melakukantindakan preventif dan pengamanan terhadap terjadinya kecelakaan kerja ketika kita sedangbekerja.Kita harus melaksanakan keselamatan kerja ,karena dimana saja,kapan saja, dan siapasaja manusia normal,tidak menginginkan terjadinya kecelakaan terhadap dirinya yang dapat berakibat fatal.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, pada dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja pada pekerja atau karyawan dapat dilakukan dengan dua cara:(Soeprihanto,1996:48) yaitu:
Pertama, melalui usaha preventif atau mencegah. Preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yangterdapat di tempat kerja sehingga dapat mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para karyawan. Adapun langkah-langkah pencegahan itu dapat dibedakan, yaitu :
• Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya)• Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)• Pengendalian secara teknis terhadap sumber -sumber bahaya.
• Pemakaian alat pelindung perorangan (eye protection, safety hat and  
cap, gas respirator, dust respirator, dan lain-lain).
• Petunjuk dan peringatan ditempat kerja.• Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kedua, usaha represif atau kuratif. Artinya, kegiatan untuk mengatasi kejadian atau kecelakaan yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat ditempat kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para karyawan sebagai suatu kesatuan atau team kerja samadalam rangka mengatasi dan menghadapinya. Selain itu terutama persiapan alat atau sarana lainnya yang secara langsung didukung oleh pimpinan bengkel.