c. Saraf Radial
Lesi lengan proksimal jarang spontan, biasanya karena
trauma, tersering fraktura humerus. 'Saturday night
palsy' akibat dari kompresi saraf radial ketika pasien
tidur dengan lengan posterior tertekan bidang yang
tajam. Pasien datang dengan wrist drop dan tidak mampu
untuk mengekstensikan jari-jari. Terjadi gangguan
sensori karena tempat cedera yang tinggi. 80 % membaik
spontan (Gumley, 1991), karenanya eksplorasi tidak
dilakukan dini. Bila palsi berkaitan dengan fraktura
humerus, operasi dini akan bermanfaat. Saraf dibebaskan
dari fragmen tulang atau kalus dan dilakukan anastomosa
bila putus.
Lesi dengan demielinasi pada saraf radial pada
humerus proksimal hingga tengah berakibat pemeriksaan
konduksi didistal lesi normal (Russel, 1991). Tes
proksimal dari lesi memperlihatkan pengurangan atau
perlambatan respons motor dibanding stimulasi distal
dari lesi. Pasien dengan lesi aksonal, amplituda motor
dan sensori radial berkurang dan denervasi ditemukan
pada semua otot radial yang diinervasi didistal dari
otot trisep. Perubahan EMG tidak teramati hingga tiga
minggu sejak cedera.
Saraf radial melengkung sekitar humerus posterior
pada alur spiral dan memasuki aspek anterior lengan,
10 sm proksimal epikondil lateral, berjalan melalui
septum intermuskuler lateral (Gumley, 1991). Saraf
radial berjalan anterior sendi radiohumeral dimana ia
terbagi menjadi cabang dalam dan permukaan. Cabang
permukaan kedistal keotot brakhioradialis, memberi
sensasi sela jari pertama sebelah dorsal. Cabang dalam
melintir sekitar leher radius, berjalan antara kedua
kepala otot supinator, menuju aspek posterior lengan
sebagai saraf interosseus posterior. Cabang dalam
mencatu otot ekstensor pergelangan, tangan dan jempol
kecuali otot ekstensor karpi radialis longus, yang
diinervasi cabang saraf radial sebelum memasuki otot
supinator.
1. SINDROMA TEROWONGAN RADIAL
Sindroma klinis yang berhubungan dengan kompresi cabang
dalam saraf radial disebut radial tunnel syndrome.
Sering dikelirukan dengan 'tennis elbow'. Sindroma
terowongan radial ini menyebabkan nyeri somatik dalam
pada otot ekstensor, terutama dipacu oleh latihan,
tanpa disertai gejala sensori atau motor. Empat tempat
yang potensial untuk kompresi adalah: (1) band
fibrosa anterior dari kepala radial, (2) oleh pembuluh
penghubung Henry yang berjalan diatas saraf radial
untuk mencatu otot brakhioradialis, (3) oleh tepi
tendinosa otot ekstensor karpi radialis brevis, dan (4)
oleh arkade Frohse, yang merupakan tepi ligamen tajam
kepala superfisial otot supinator. Yang terakhkir
adalah daerah kompresi tersering. Tepi yang tajam ini
tidak ada pada fetus. Ia berupa fibrotendinosa pada
30 % anggota. Spinner mempostulasikan bahwa arkade
Frohse dibentuk sebagai reaksi atas gerak rotari
berulang dari lengan. Spinner menemukan sindroma ini
pada lengan dominan pada 89 % pasien. Kebanyakan pasien
mempunyai riwayat trauma berulang, seperti dijumpai
pada pembuat batu bata, pemasang pipa, operator mesin,
konduktor orkestra, dan pemain tenis. Penyebab kompresi
lain bisa tumor, lipoma, proliferasi sinovial pada
artritis rematoid, atau fraktura kepala radius.
2. TENNIS ELBOW
Roles dan Maudsley menjelaskan lingkup kelainan mulai
epikondilitis lateral hingga kelemahan ekstensor yang
parah. Mereka memasukkan juga sindroma terowongan
radial. Pada pemeriksaan, terdapat nyeri tekan diatas
epikondil lateral humerus atau tepat didistal kepala
radial dimana saraf menuju otot supinator. Penambahan
nyeri yang khas terjadi bila ekstensi jari tengah
ditahan. Manuver ini akan menegangkan origo otot
ekstensor karpi radialis brevis dan selanjutnya menekan
saraf. Cedera origo tendo ekstensor karpi radialis
brevis pada epikondil lateral berhubungan dengan epi-
kondilitis, tennis elbow yang klasik. Injeksi lokal
lidokain dan kortikosteroid memberikan pengurangan
gejala yang sementara.
Elektrodiagnostik bisa memperlihatkan penundaan
latensi motor dari alur spiral ketepi medial otot
ekstensor digitorum komunis, namun biasanya normal.
Pasien yang tidak membaik dengan pencegahan trauma,
penggunaan bidai, serta pemberian anti-inflamatori,
eksplorasi dengan dekompresi saraf radial permukaan
diindikasikan.
3. SINDROMA SARAF INTEROSSEUS POSTERIOR
Berbeda dengan sindroma terowongan radial dimana gejala
dan temuan yang predominan adalah gangguan motor dari
pada nyeri atau sensori. Arkade Frohse merupakan
struktur pengkonstriksi utama. Kelemahan berat otot
yang diinervasi radial tampil dengan ketidakmampuan
mengekstensikan jari-jari pada sendi metakarpofalangeal.
Dorsifleksi pergelangan arah dorsoradial disebabkan
oleh paralisis otot ekstensor karpi ulnaris dan
ekstensor digitorum komunis. Otot brakhioradialis,
ekstensor karpi radialis longus, ekstensor karpi
radialis brevis, dan supinator tidak melemah karena
diinervasi oleh cabang yang timbul sebelum titik dimana
saraf radial masuk arkade Frohse. Pada sindroma ini,
nyeri dan nyeri tekan lokal diikuti oleh gangguan
motor progresif. Bila gangguan sensori tampil, harus
dipikirkan lesi yang lebih proksimal.
Temuan elektrodiagnostik dari cedera aksonal pada
saraf interosseus posterior berupa hasil sensori radial
yang normal (Russel, 1991). Amplitudo dari respons
motor radial normal atau berkurang pada pencatatan dari
otot yang diinervasi saraf radial distal. Denervasi
dijumpai pada semua otot yang diinervasi saraf radial
kecuali otot triseps, brakhioradialis, ekstensor karpi
radialis longus, ekstensor karpi radialis brevis, dan
ankoneus.
Pasien dengan sindroma saraf interosseus posterior
dengan temuan motor yang bermakna, diindikasikan untuk
eksplorasi bedah. Pasien dengan perjalanan penyakit
yang kurang berat, maka istirahat, bidai, dan anti-
inflamatori diindikasikan.
4. SINDROMA WARTENBERG
Jarang. Disebabkan kompresi saraf radial permukaan pada
lengan bawaf. Khas dengan nyeri lengan bawah proksimal
serta hipoestesia diatas jempol dorsal. Tidak ada
kelemahan. Kompresi biasanya disebabkan trauma atau
pemakaian band yang ketat atau arloji. Temuan elektro-
diagnostik kelainan saraf radial permukaan terdiri dari
hanya gangguan atau hilangnya respons sensori saraf
radial (Russel, 1991).
day 39
4/
5
Oleh
mzulkarnainr.blogspot.com