Sabtu, 25 November 2017

day 39

c. Saraf Radial
 
Lesi  lengan proksimal jarang spontan, biasanya  karena
trauma,  tersering  fraktura humerus.  'Saturday  night
palsy' akibat dari kompresi saraf radial ketika  pasien
tidur  dengan  lengan posterior  tertekan  bidang  yang
tajam. Pasien datang dengan wrist drop dan tidak  mampu
untuk   mengekstensikan  jari-jari.  Terjadi   gangguan
sensori karena tempat cedera yang tinggi. 80 %  membaik
spontan  (Gumley,  1991),  karenanya  eksplorasi  tidak
dilakukan  dini. Bila palsi berkaitan  dengan  fraktura
humerus, operasi dini akan bermanfaat. Saraf dibebaskan
dari fragmen tulang atau kalus dan dilakukan anastomosa
bila putus.
Lesi  dengan  demielinasi pada saraf  radial  pada
humerus  proksimal hingga tengah berakibat  pemeriksaan
konduksi  didistal  lesi  normal  (Russel,  1991).  Tes
proksimal  dari  lesi memperlihatkan  pengurangan  atau
perlambatan  respons motor dibanding  stimulasi  distal
dari lesi. Pasien dengan lesi aksonal, amplituda  motor
dan  sensori radial berkurang dan  denervasi  ditemukan
pada  semua otot radial yang diinervasi  didistal  dari
otot  trisep. Perubahan EMG tidak teramati hingga  tiga
minggu  sejak cedera.
Saraf radial melengkung sekitar humerus  posterior
pada  alur spiral dan memasuki aspek  anterior  lengan,
10 sm  proksimal  epikondil lateral,  berjalan  melalui
septum  intermuskuler  lateral  (Gumley,  1991).  Saraf
radial  berjalan anterior sendi radiohumeral dimana  ia
terbagi  menjadi  cabang dalam  dan  permukaan.  Cabang
permukaan  kedistal  keotot  brakhioradialis,   memberi
sensasi sela jari pertama sebelah dorsal.  Cabang dalam
melintir  sekitar leher radius, berjalan  antara  kedua
kepala  otot supinator, menuju aspek  posterior  lengan
sebagai  saraf  interosseus  posterior.  Cabang   dalam
mencatu  otot ekstensor pergelangan, tangan dan  jempol
kecuali  otot  ekstensor karpi  radialis  longus,  yang
diinervasi  cabang saraf radial sebelum  memasuki  otot
supinator.
 
 
1. SINDROMA TEROWONGAN RADIAL
 
Sindroma klinis yang berhubungan dengan kompresi cabang
dalam  saraf  radial disebut  radial  tunnel  syndrome.
Sering  dikelirukan  dengan  'tennis  elbow'.  Sindroma
terowongan  radial ini menyebabkan nyeri somatik  dalam
pada  otot  ekstensor, terutama  dipacu  oleh  latihan,
tanpa disertai gejala sensori atau motor. Empat  tempat
yang   potensial  untuk  kompresi  adalah:   (1)   band
fibrosa anterior dari kepala radial, (2) oleh  pembuluh
penghubung  Henry  yang berjalan  diatas  saraf  radial
untuk  mencatu  otot  brakhioradialis,  (3)  oleh  tepi
tendinosa otot ekstensor karpi radialis brevis, dan (4)
oleh  arkade Frohse, yang merupakan tepi ligamen  tajam
kepala  superfisial  otot  supinator.  Yang   terakhkir
adalah  daerah kompresi tersering. Tepi yang tajam  ini
tidak  ada  pada fetus. Ia berupa  fibrotendinosa  pada
30 %  anggota.  Spinner  mempostulasikan  bahwa  arkade
Frohse  dibentuk  sebagai  reaksi  atas  gerak   rotari
berulang  dari lengan. Spinner menemukan  sindroma  ini
pada lengan dominan pada 89 % pasien. Kebanyakan pasien
mempunyai  riwayat  trauma berulang,  seperti  dijumpai
pada pembuat batu bata, pemasang pipa, operator  mesin,
konduktor orkestra, dan pemain tenis. Penyebab kompresi
lain  bisa  tumor, lipoma,  proliferasi  sinovial  pada
artritis rematoid, atau fraktura kepala radius.
 
 
2. TENNIS ELBOW
 
Roles  dan Maudsley menjelaskan lingkup kelainan  mulai
epikondilitis  lateral hingga kelemahan ekstensor  yang
parah.  Mereka  memasukkan  juga  sindroma   terowongan
radial.  Pada pemeriksaan, terdapat nyeri tekan  diatas
epikondil  lateral humerus atau tepat  didistal  kepala
radial  dimana saraf menuju otot supinator.  Penambahan
nyeri  yang  khas  terjadi bila  ekstensi  jari  tengah
ditahan.  Manuver  ini  akan  menegangkan  origo   otot
ekstensor karpi radialis brevis dan selanjutnya menekan
saraf.  Cedera  origo tendo  ekstensor  karpi  radialis
brevis  pada epikondil lateral berhubungan dengan  epi-
kondilitis,  tennis  elbow yang klasik.  Injeksi  lokal
lidokain  dan  kortikosteroid  memberikan   pengurangan
gejala yang sementara.
Elektrodiagnostik  bisa  memperlihatkan  penundaan
latensi  motor  dari  alur spiral  ketepi  medial  otot
ekstensor  digitorum  komunis, namun  biasanya  normal.
Pasien  yang  tidak membaik dengan  pencegahan  trauma,
penggunaan  bidai,  serta  pemberian  anti-inflamatori,
eksplorasi  dengan  dekompresi saraf  radial  permukaan
diindikasikan.
 
 
3. SINDROMA SARAF INTEROSSEUS POSTERIOR
 
Berbeda dengan sindroma terowongan radial dimana gejala
dan  temuan yang predominan adalah gangguan motor  dari
pada  nyeri  atau  sensori.  Arkade  Frohse   merupakan
struktur  pengkonstriksi  utama. Kelemahan  berat  otot
yang  diinervasi  radial tampil  dengan  ketidakmampuan
mengekstensikan jari-jari pada sendi metakarpofalangeal.
Dorsifleksi  pergelangan  arah  dorsoradial  disebabkan
oleh   paralisis  otot  ekstensor  karpi  ulnaris   dan
ekstensor  digitorum  komunis.  Otot   brakhioradialis,
ekstensor   karpi  radialis  longus,  ekstensor   karpi
radialis  brevis,  dan supinator tidak  melemah  karena
diinervasi oleh cabang yang timbul sebelum titik dimana
saraf  radial masuk arkade Frohse. Pada  sindroma  ini,
nyeri  dan  nyeri  tekan lokal  diikuti  oleh  gangguan
motor  progresif. Bila gangguan sensori  tampil,  harus
dipikirkan lesi yang lebih proksimal.
Temuan elektrodiagnostik dari cedera aksonal  pada
saraf interosseus posterior berupa hasil sensori radial
yang  normal  (Russel, 1991).  Amplitudo  dari  respons
motor radial normal atau berkurang pada pencatatan dari
otot  yang  diinervasi saraf  radial distal.  Denervasi
dijumpai  pada semua otot yang diinervasi saraf  radial
kecuali otot triseps, brakhioradialis, ekstensor  karpi
radialis  longus, ekstensor karpi radialis brevis,  dan
ankoneus.
Pasien dengan sindroma saraf interosseus posterior
dengan temuan motor yang bermakna, diindikasikan  untuk
eksplorasi  bedah.  Pasien dengan  perjalanan  penyakit
yang  kurang  berat, maka istirahat, bidai,  dan  anti-
inflamatori diindikasikan.
 
 
4. SINDROMA WARTENBERG
 
Jarang. Disebabkan kompresi saraf radial permukaan pada
lengan bawaf. Khas dengan nyeri lengan bawah  proksimal
serta  hipoestesia  diatas  jempol  dorsal.  Tidak  ada
kelemahan.  Kompresi  biasanya disebabkan  trauma  atau
pemakaian band yang ketat atau arloji. Temuan  elektro-
diagnostik kelainan saraf radial permukaan terdiri dari
hanya  gangguan  atau hilangnya respons  sensori  saraf
radial (Russel, 1991).


Related Posts

day 39
4/ 5
Oleh