Minggu, 26 November 2017

day 40

Pengertian Osteoathritis
Osteoartitis (OA) adalah penyakit sendi, dimana struktur keseluruhan sendi mengalami perubahan secara patologis. Ditandai dengan rusaknya tulang rawan (kartilago) sendi, meningkatnya ketebalan serta adanya sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit-osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsul sendi, timbulnya peradangan serta melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi
Gejala klinis
Keluhan yang dirasakan pasien OA adalah nyeri pada sendi, terutama sendi yang menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut atau pinggang). Nyeri terutama dirasakan sesudah beraktivitas menggunakan sendi tersebut, dan berkurang jika istirahat. Kadang-kadang timbul rasa kaku di sendi tersebut pada pagi hari sesudah bangun tidur, berlangsung kurang dari 30 menit. Kaku ini akan membaik setelah digerak-gerakkan beberapa saat. Bila digerakkan bisa terdengar bunyi “krek” krepitus. Setelah beberapa waktu kemudian penyakit ini dapat memberat sehingga terasa nyeri juga pada saat sedang istirahat. Penekanan pada beberapa bagian tertentu di sekitar sendi yang nyeri akan terasa sakit. Gerak sendi juga menjadi terbatas karena nyeri. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis OA, namun pemeriksaan radiologi (rontgen) dapat membantu, walaupun hasilnya seringkali tidak sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien. Pada rontgen dapat terlihat gambaran celah sendi yang menyempit, tumbuh tulang kecil (osteofit) dan terjadi sklerosis (pengapuran) disekitar sendi yang terkena tersebut.

Klasifikasi Osteoathritis
Berdasarkan kriteria A.R.A (American Rheumaticam Associaton),
Osteoarthritis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Osteoarthritis primer
Osteoarthritis primer dikatakan sebagai perubahan degeneratif yang penyebabnya tidak diketahui. Saiter menyebutkan sebagai ”Aging Process” dan sendi normal.
b. Osteoarthritis sekunder
OA sekunder adalah OA yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan sebagainya.

Patofisiologi
Terjadinya OA tidak lepas dari banyak persendian yang ada di dalam tubuh manusia. Sebanyak 230 sendi menghubungkan 206 tulang yang memungkinkan terjadinya gesekan. Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh ada tulang rawan. Namun karena berbagai faktor risiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan dan berkurangnya cairan pada sendi. Tulang rawan sendiri berfungsi untuk meredam getar antar tulang. Tulang rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi untuk menguatkan sendi, proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastis dan air (70% bagian) yang menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi. Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks yang berkualitas dan memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, termasuk produksi kolagen tipe I, III, VI dan X yang berlebihan dan sintesis proteoglikan yang pendek. Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan pada diameter dan orientasi dari serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, sehingga tulang rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik. Selain kondrosit, sinoviosit juga berperan pada patogenesis OA, terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman. Sinoviosit yang mengalami peradangan akan menghasilkan Matrix Metalloproteinases (MMPs) dan berbagai sitokin yang akan dilepaskan ke dalam rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan, dimana osteoblas akan terangsang dan menghasilkan enzim proteolitik. Agrekanase merupakan enzim yang akan memecah proteoglikan di dalam matriks rawan sendi yang disebut agrekan. Ada dua tipe agrekanase yaitu agrekanase 1 (ADAMTs-4) dan agrekanase 2 (ADAMTs-11). MMPs diproduksi oleh kondrosit, kemudian diaktifkan melalui kaskade yang melibatkan proteinase serin (aktivator plasminogen, plamsinogen, plasmin), radikal bebas dan beberapa MMPs tipe membran. Kaskade enzimatik ini dikontrol oleh berbagai inhibitor, termasuk TIMPs dan inhibitor aktifator plasminogen. Enzim lain yang turut berperan merusak kolagen tipe II dan proteoglikan adalah katepsin, yang bekerja pada pH rendah, termasuk proteinase aspartat (katepsin D) dan proteinase sistein (katepsin B, H, K, L dan S) yang disimpam di dalam lisosom kondrosit. Hialuronidase tidak terdapat di dalam rawan sendi, tetapi glikosidase lain turut berperan merusak proteoglikan. Berbagai sitokin turut berperan merangsang kondrosit dalam menghasilkan enzim perusak rawan sendi. Sitokin-sitokin pro-inflamasi akan melekat pada reseptor di permukaan kondrosit dan sinoviosit dan menyebabkan transkripsi gene MMP sehingga produksi enzim tersebut meningkat. Sitokin yang terpenting adalah IL-1, selain sebagai sitokin pengatur (IL-6, IL-8, LIFI) dan sitokin inhibitor (IL-4, IL-10, IL-13 dan IFN-γ). Sitokin inhibitor ini bersama IL-Ira dapat menghambat sekresi berbagai MMPs dan meningkatkan sekresi TIMPs. Selain itu, IL-4 dan IL-13 juga dapat melawan efek metabolik IL-1. IL-1 juga berperan menurunkan sintesis kolagen tipe II dan IX dan meningkatkan sintesis kolagen tipe I dan III, sehingga menghasilkan matriks rawan sendi yang berkualitas buruk.Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan OA. Penatalaksanaan terutama ditujukan pada pengendalian/menghilangkan nyeri, memperbaiki gerak dan fungsi sendi serta meningkatkan kualitas hidup. Penatalaksanaan OA panggul, lutut atau OA pada tempat lain, meliputi penatalaksanaan secara non farmakologi dan farmakologi. Operasi pengganti sendi hanya dilakukan untuk penderita dengan OA yang berat dan tidak respons dalam pengobatan terapi.
Terapi Non Farmakologis:
Edukasi: pertama-tama penderita OA harus mengerti dulu apa yang terjadi pada sendinya, mengapa timbul rasa sakit dan apa yang perlu dilakukan, sehingga pengobatan OA dapat berhasil. Pada saat beraktivitas terasa nyeri dan jika istirahat nyeri hilang, sehingga banyak penderita memilih diam, seminimal mungkin melakukan aktivitas agar tidak nyeri, hal ini kurang tepat karena otot-ototnya akan menjadi lemah kalau jarang digunakan, selanjutnya beban ke sendi akan menjadi lebih berat dan pada saat berjalan/ bangun dari duduk nyeri semakin hebat. Pasien OA harus berusaha agar tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari, latihan dan tidak menjadi beban bagi orang di sekitarnya, karena itu edukasi sangatlah penting dalam penanganan penyakit OA ini.
Selain itu penderita harus hati-hati menggunakan obat-obat “stelan”atau beberapa macam “jamu” yang dijual bebas dengan promosi “ dapat menghilangkan rematik atau asam urat” Campuran yang terdapat dalam obat-obat ini kadang dapat berbahaya bagi pasien yang mengkonsumsikannya. Efek samping yang terjadi adalah mata rabun, tulang keropos, tensi darah meningkat, lambung luka bahkan ada yang sampai muntah darah, ginjal terganggu dan bahkan sampai fatal dan menyebabkan kematian. Hindari penggunaan obat-obat seperti ini.
Kompres: Jika sendi sedang bengkak maka pilihannya adalah kompres dingin, dan jika sudah teratasi atau rasa kaku maka pilihannya adalah kompres hangat
 Menjaga berat badan ideal: Penting memperhatikan berat badan. Jika BB berlebih harus diturunkan sampai BB ideal. Berat badan yang berlebih akan menjadi beban bagi sendi-sendi yang menopang tubuh, sehingga semakin nyeri.
Diet yang seimbang: Selama ini banyak mitos yang beredar di masyarakan mengatakan bahwa makan sayur-sayuran hijau atau kacang-kacangan dapat menyebabkan nyeri sendi, hal ini tidaklah tepat. Sayur-sayuran dan kacang-kacangan tidak menyebabkan nyeri sendi. Tidak ada makanan tertentu yang menyebabkan nyeri pada OA, namun makan yang berlebihan sehingga berat badan meningkat akan menambah nyeri, karena menambah beban pada sendi untuk menopang berat badan.
 Perubahan gaya hidup: Hindari posisi atau keadaan yang menimbulkan trauma pada sendi seperti jongkok, lompat, lari, terlalu sering naik-turun tangga atau berdiri terlalu lama.  Tetap menjalani aktivitas sehari-hari. Jika timbul nyeri istirahatlah sejenak, atasi nyerinya dan kembali beraktivitas. Jika pekerjaan Anda menimbulkan nyeri maka harus melakukan penyesuaian terhadap pekerjaan tersebut, contohnya jika memasak di dapur dan saat berdiri lama timbul nyeri maka usahakan pada saat menyiapkan masakan dapat dikerjakan dalam posisi duduk, sehingga tidak berdiri terlalu lama di dapur. Contoh lain, jika biasanya mencuci baju dalam posisi jongkok, maka gunakan kursi pendek untuk duduk saat mencuci sehingga dapat mengurangi trauma pada lutut.
 Latihan menggunakan otot-otot, terutama otot paha bagi mereka yang mengalami OA pada lututnya merupakan terapi yang baik. Cara latihan adalah dalam posisi berbaring terlentang lalu angkat kaki lurus (lutut tidak ditekuk) setinggi 30 derajat lalu pertahankan sampai 8 hitungan (10 detik) kemudian turunkan dan ganti ke kaki sebelahnya. Lakukan secara bergantian selama beberapa kali. Latihan ini dapat menguatkan otot paha jika dilakukan berulang-ulang beberapa kali dalam sehari dengan jumlah yang meningkat secara bertahap dari hari ke hari. Latihan yang lain adalah menaruh handuk di bawah lutut, lalu dalam posisi berbaring terlentang atau duduk, menekan handuk tersebut dengan cara mengencangkan otot-otot paha kemudian ditahan dalam 8 hitungan (10 detik) kemudian direlaks kan lagi, bergantian paha kiri dan kanan. Latihan ini dilakukan bertahap dan semakin hari semakin meningkat frekuensinya.
Olah raga: Pilihan olah raga yang dianjurkan pada pasien OA adalah berenang dan bersepeda, kedua olah raga ini tidak menggunakan beban berat tubuh sehingga mengurangi nyeri sendi. Jika tidak memungkinkan untuk kedua olah raga tersebut maka jalan kaki di tempat yang datar dan rata dapat dilakukan dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing penderita.
 Alat bantu: Menggunakan alat bantu untuk sendi seperti tongkat, walker, dan “deker”atau suatu alat pelindung untuk sendi dapat membantu dalam melakukan aktivitas. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan alat bantu yang tepat dengan keadaan OA yang diderita.


Related Posts

day 40
4/ 5
Oleh