Rabu, 08 November 2017

day 22

halo semua sekarang ini masuk ke hari 22 content writing. kali ini saya mau upload tulisan tentang nervus ischialgia dan akan saya bagi dalam beberapa kali publikasi. untuk materi uts yang kemaren akan saya lanjutkan besok setelah ini. so stay read.

Tulang vertebrae merupakan struktur komplek yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (faset).
Menurut Lubis (2003), stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring
Soemarmo Markam (1982) mendefinisikan ischialgia sebagai gejala nyeri yang timbul akibat perangsangan nervus ischiadicus. Low back pain merupakan gejala nyeri akibat perangsangan medulla spinalis atau radiks nervi spinalis pada segmen lumbal IV, V, dan Sacral I. Rangsangan ini disebabkan oleh penonjolan nucleus pulposus pada keadaan hernia. Pada keadaan ini timbul rasa nyeri dan kesemutan sepanjang cabang saraf yang tertekan. Kamus Kedokteran (1983)
mendefinisikan ischias sebagai sengan pangkal paha atau nyeri di daerah pangkal paha (nervus ischiadicus). Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia sebagai nyeri yang berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke bagian posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.

Menurut atlas Sobotta (1985) nervus ischiadicus terletak antara musculus piriformis dan musculus obturatorius internus. Orang awam sering menyebutnya 5 dengan pantat bagian tengah dan samping. Pada individu yang aktif berjalan, sendi yang banyak mendapatkan pembebanan adalah sendi panggul, sehingga aliran darah banyak terkonsentrasi pada daerah tersebut. Aliran darah diperbanyak dengan maksud menyediakan oksigen agar produksi energi dapat berjalan lancar, namun aliran tersebut justru menyebabkan bengkak. Pembengkakan juga disebabkan oleh menumpuknya hasil sisa metabolisme (myogelosis). Karena musculus piriformis dan musculus obturatorius internus membengkak maka nervus ischiadicus akan terjepit. Nervus ischiadicus merupakan saraf motoris perifer yang apabila terganggu akan terjadi gejala kelumpuhan atau kelemahan pada otot yang dipersarafinya. Kelemahan tersebut bersifat lemas (flaksid) atau menurunnya tonus otot (hipotoni atau bahkan atoni). Refleks otot juga akan menghilang.

Nervus ischiadicus juga mengandung serabut sensorik dari radiks dorsalis Lumbal IV sampai dengan Sakral III. Bagian distalnya bercabang dua yaitu nervus tibialis dan nervus peroneus komunis. Permukaan anteroeksternal dari tungkai bawah dan dorsum pedis merupakan kawasan nervus peroneus, sedangkan telapak kaki, tumit, dan permukaan tepi luar kaki termasuk kawasan sensorik nervus tibialis. Nervus ischiadicus merupakan saraf motoris perifer yang apabila terganggu akan terjadi gejala kelumpuhan atau kelemahan pada otot yang dipersarafinya. Kelemahan tersebut bersifat lemas (flaksid) atau menurunnya tonus otot (hipotoni atau bahkan atoni). Refleks otot juga akan menghilang. Nervus ischiadicus juga mengandung serabut sensorik dari radiks dorsalis Lumbal IV sampai dengan Sakral III. Bagian distalnya bercabang dua yaitu nervus tibialis dan nervus peroneus komunis. Permukaan anteroeksternal dari tungkai bawah dan dorsum pedis merupakan kawasan nervus peroneus, sedangkan telapak kaki, tumit, dan permukaan tepi luar kaki termasuk kawasan sensorik nervus tibialis.

Nervus peroneus sering terganggu karena letaknya dekat tepi dan tulang fibula. Pada lesi di pangkal nervus ischiadicus pun otot dan kulit yang dipersarafi nervus peroneus akan terganggu. Karena nervus tibialis merupakan cabang tepi nervus ischiadicus, maka pada lesi di nervus ischiadicus gangguan somestesia ditemukan juga di kawasan nervus tibialis. Dalam perjalanannya ke tepi ia bercabang dua yang masing-masing dinamakan nervus tibialis anterior dan posterior.
Kondisi ischialgia menyebabkan pasien kesulitan untuk melakukan gerakan jongkok, membungkuk, maupun timpuh (duduk diatas kedua kaki) akibat gangguan tonus otot. Tonus otot diatur oleh sel-sel khusus yang disebut spindle otot yang berada di jaringan otot. Dari spindle ini keluar saraf-saraf sensori aferen yang menuju medulla spinalis dan berakhir di kornu motoris. Daro kornu motoris berjalan saraf eferen kembali ke spindle otot. Rusaknya arkus refleks akan menyebabkan otot menjadi lemas atau flaksid.


Aktivitas refleks tonus ini dihambat oleh saraf yang berjalan di dalam traktus piramidalis. Bila traktus piramidalis mengalami kerusakan, hambatan ini berkurang sehingga tonus meninggi dan terjadilah kekakuan otot. Pada otot tungkai, otot-otot ekstensor lebih kuat daripada otot fleksor. Pada kelumpuhan sentral maka otot terfiksasi dalam sikap ekstensi pada sendi lutut. Pada tungkai bawah, otot fleksor lebih kuat daripada otot ekstensor, sehingga pada gangguan traktus piramidalis , kaki tertekuk kearah telapak kaki. Dengan adanya semua gejala ini akan menyebabkan cara berdiri dan cara jalan yang khas pada penderita ischialgia.

Related Posts

day 22
4/ 5
Oleh