Rabu, 22 November 2017

day 35

KELAINAN PADA PLEKSUS LUMBOSACRALIS
DAN NERVUS ISCHIADIKUS
A.    Definisi Pleksus Lumbosacralis Dan N. Ischiadicus
Lumbosacralis memiliki anyaman yang lebih sederhana daripada anyaman pada pleksus brakialis. Pleksus lumbosakralis merupakan gabuangan antara pleksus lumbalis dan pleksus sakralis, saraf- saraf perifer yang berinduk pada pleksus lumballis ialah n.femoralis dan n.obturatorius. Mensarafi gerak motorik dan sensorik bagian medial dan ventral tungkai atas, sedangkan n. Ishiadikus , n.gliteus superior dan n.gluteus inferior menggurus persarafan motorik dan sensorik bagian dorsal dan lateral tungkai atas. Ketiga saraf perifer itu berinduk pada pleksus sacralis. Yang membentuk anyaman pleksus lumbalis ialah radiks ventralis dan dorsalis T.12 sampai L.4 sedangkan radis dorsalis dan ventralis L.4 sampai S.5 menganyam plekus sakralis.
Struktur yang terdapat di ekstremitas inferior diinervasi cabang-cabang pleksus lumbosacralis. Pleksus ini dibentuk oleh rr. Ventralis nn. L1-S3. Saraf-saraf yang merupakan cabang dari pleksus ini adalah nn. Iliohypogastricus. Ilioinguinalis, genitofemoralis, cutaneus femoris lateralis, femoralis obturatoris gluteus superior, gluteus inferior, ischiadicus, et cutaneus femoris posterior dan saraf-saraf untuk mm. Psoas major, piriformis, obturator internus, et quadratus femoris.
N. Ischiadicus, saraf yang merupakan saraf terbesar pada tubuh. N. Ischiadicus terdiri atas serabut-serabut saraf spinal L.4, L.5, S.1, S.2, S.3. N. Ischiadicus terdiri atas 2 bagian yang tampak sebagai saraf perifer yakni N. Tibialis dan N. Peroneus.  dan merupakan struktur yang berada paling lateral di foramen infrapiriformis berjalan ke inferolateral di profundus da ri m. Gluteus maksimus diantara trochanter major dan tuber ischiadica. Kemudian berjalan di posterior dari mm. Obturator internus, quadratus femoris et adduktor magnus. Saraf ischiadicus mensarafi otot Hamstring dan semua otot dibawah lutut. Karena n. Tibialis dan n. Peroneus merupakan lanjutan n. Ischiadicus, maka dapat juga dikatakan bahwa semua otot tungkai bawah merupakan kawasan motorik n. Ischiadicus.
Kawasan sensorik n. Ischiadicus terletak seluruhnya ditungkai bawah yaitu kulit bagian lateralnya. Sensibilitas kulit tungkai atas bagian ventro lateralnya diurus oleh n. Cutaneus lateralis femoris yang merupakan cabang plexus lumbalis. Saraf perifer ini terdiri atas serabut-serabut sensorik.
Ø  Pleksus Lumbosakral Joint
Seperti dengan semua tulang dalam tubuh, lumbar dan sakral terdiri dari "tubuh" anterior yang lebih besar dan lebih silinder di daerah pinggang dan "lengkungan vertebral" posterior yang membungkus foramen vertebralis melindungi jaringan saraf (Moore 1992) .
Transisi lumbosakral biasanya pada tingkat L5 / S1 dan disc intervertebralis pada tingkat ini adalah berbentuk baji. Sebuah "transisi vertebra" adalah anomali tulang belakang di mana vertebra lumbalis terendah adalah untuk gelar menyatu atau segmen gagal sakrum diduga terjadi di 4-30% dari populasi (Chalian 2012 , Konin 2010 )


B.     Patologi
1.      Iskialgia
Yaitu nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari arti katanya, maka iskialgia ialah nyeri yang terasa sepanjang n. Ischiadicus. Berkas saraf yang menyandang nama itu ialah seberkas saraf sensorik dan motorik yang meninggalkan pleksus lumbosacralis dan menuju ke foramen infrapiriforme dan keluar pada permukaan belakang tungkai dipertengahan pantat. Pada apeks spasium poplitea ia bercabang dua dan lebih jauh ke distal tidak ada berkas saraf yang menyandang nama n. Ischiadicus. Nama kedua cabang itu, yang merupakan lanjutan n. Ischiadicus ialah n. Peroneus komunis dan n. Tibialis. Oleh karena itu, iskialgia harus didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanjang n. Ischiadicus dan lanjutannya sepanjang tungkai
Jika terjadi frakture pada tulang pelvis, tulang emur atau kolum femiris ataupun suntikan yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan pada n. Ischiadikus. Penekanan atau penarikan pada n. Ischiadikus atau peradangan pada n. Ischiadikus dapt menimbukan nyeri yang terasa menjalar sepanjang perjalanan ischiadika dan menjalar ke cabangnya n.tibialis dan n.peroneus. Nyeri itu dikenal sebagai iskialgia atau siatika, yang menonjol dari gejala iskialgia asalah sifat sensorisnya. Gejala motorik pada iskialgia yang terdiri dari paresis ringan semua otot tungkai bawah dengan atrofia atau hipotonia. Refleks tendon archiles menurun atau menghilang, tergantung dari komponen mana dari pleksus lumbosacralis yang dilanda gangguan.
 










a.      Ischialgia Diskogenik (HNP)
         Ialah iskialgia yang disebabkan oleh iritasi radiks dorsalis karena penonjolan inti diskus intervetebralis. Maka dari itu keadaan tersebut dinamakan juga hernia nukleus pulposus (H.N.P.). Nyeri yang dikenal sebagai iskialgia
Ø Diagnosa
Anamnesis :
Nyeri yang dikenal sebagai iskhalgia atau satika ialah nyeri sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus , nyeri tersebut digambarkan oleh kebanyakan penderita yaitu nyeri yang bersifat menusuk tajam bagaikan ‘nyeri gigi’ terasa berpangkal pada bawah pinggang dan menjalar ke lipatan bokokng, tepat di pertengahan garis tersebut. Dari titik tersebut sampai kelipatan lutut terasa ‘ngilu’. Dari situ ke maleolus eksterna terasa ‘kurang enak’  atau parastesia / hipestasia sampai ke ujung dan menuju jari ke 4 atau ke 5 (yang terkena penonjilan nukleus pulposus yaitu radiks antara L.5 dan S.1). Jika ujung iskhialgia berupa parestesia pada kulit dorsum pedis sampai ke ibujari maka radiks yang terkena ialah L.4 – L.5 (namun tidak semua iskhalgia menunjukakan pola yang jelas). Jika terasa nyeri di pinggang bagian bawah sampai bokong, maka terjadi ‘gap’ didaerah tersebut, karena itu penderita H.N.P dianggap sebagai pengeluh ‘maliger’.
Ø  Pemeriksaan:
1)      Gaya jalan yang khas, yakni sedikit membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut serta kaki yang berjingkat.
2)      Adanya skoliosis (sementara) dengan konkafitas menghadap ke sisi tungkai yang nyeri.
3)      Lipatan bokong yang sakit lebih rendah dari pada sisi yang sehat.
4)      Tes Lasegue menimbulkan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus.


5)      Tes Lasegue Silang menimbulkan nyeri di bokong yang sakit saat pengangkatan tungkai yang sehat dalam sikap yang lurus.
6)      Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L5-S1 terkena.
7)      Pemeriksaan sensibilitas kulit biasanya tidak menghasilkan defisit sensorik secara eksplisit. Pada H.N.P. yang sudah lama dapat ditemukan dermatoma L5 atau S1 yang anastetik atau hip-estetik.
8)      Pada foto rontgen tulang belakang lumbo-sakral dapat terlihat penipisan diskus intervetebralis antara L4-L5 atau L5-S1.

Ø  Penyebab
Penderita H.N.P. bisa disebabkan karena, antara lain:
·         Trauma ringan, seperti menahan diri ketika terpeleset, ketika keluar mobil pinggang terkilir, mencabut rumput, dan sebagainya.  
·         Trauma yang agak berat, seperti mengangkat peti berat, jatuh dari tanggul, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Ø  Perawatan
1)      Terapi konservatif dapat diselenggarakan sebagai berikut
a)      Istirahat mutlak ditempat tidur. Kasur harus yang padat. Sikap berbaring telentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal tipis sebaiknya ditaruh dibawah pinggang.
b)      Analgetika yang dinon-adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri. Selama nyeri belum hilang sebaiknya fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi tidak dilakukan. Dan setelah nyeri hilang, maka latihan gerakan sambil berbaring telentang atau miring harus dianjurkan.
c)        Traksi dapat dilakukan di rumah sakit yaitu ‘pelvic traction’. Cara ‘pelvic traction’ yaitu berat anak timbangan yang diperlukan ialah 10-15 kg. Kedua tungkai bebas bergerak agar tidak menjemukan penderita. Traksi ini dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus.
d)        Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Apabila iskhialgia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka penderita diprbolehkan untuk makan dan mandi seperti bias. Korset pinggang sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.
2)      Latihan atau terapi fisik
a)      Mc. Kenzie extension exc
ü  Penguatan dan peregangan otot ekstensor dan fleksor sendi lumbosacralis.
ü  Menekankan peran aktif pasien.
ü  Dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh spasme otot sehingga stuktur jaringan spesifik mengalami pemendekan.
ü  Teori “bend finger syndrome” adanya kekuatan yang cukup untuk menimbulkan stress/perubahan posisi mobile segment spasme dan hambatan gerak, dapat diatasi apabila stress/perubahan posisi mobile segment dapat dihilangkan.




3)      Terapi Short Wave Diathermy (SWD)
SWD merupakan modalitas fisioterapi yang berupa generator yang dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak – balik frekuensi tinggi. Dosis untuk mengurangi nyeri pada kondisi akut digunakan intensitas rendah (sub mitis), waktu 10 menit dengan frekuensi terapi 2-3 kali sehari, sedangkan untuk kondisi kronis dosis yang digunakan dengan intensitas tinggi (normalis-fortis) waktu 10-20 menit, dengan frekuensi terapi 2-3 kali per minggu. SWD menghasilkan 2 medan yaitu : medan listrik dan medan megnet, maka dengan kedua medan tersebut, SWD dapat digunakan dengan intermitten dan continous.


Related Posts

day 35
4/ 5
Oleh