Jenis cidera part 2
1)
Kram Otot
Kram otot adalah kontraksi yang
terus menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan
rasa nyeri. (Hardianto Wibowo, 1995: 31) penyebab kram adalah otot yang terlalu
lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah
yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang.
Penyebab terjadinya kram:
1.
otot terlalu lelah
pada waktu berolahraga terjadi
proses pembakaran yang menghasilkan sisa metabolik yang menumpuk berupa asam
laktat kemudian merangsang otot/ saraf hingga terjadi kram.
2.
kurang pemanasan (Warming Up) serta pendinginan
(Cooling Down).
3.
Adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju
keotot, sehingga menimbulkan kejang.
Kram yang mungkin terjadi yaitu:
a.
Otot Perut (Abdominal)
b.
Otot betis (Gastrocnenius)
c.
Otot paha belakang (Hamstring)
d.
Otot telapak kaki
Penanganan cedera pada umumnya terhadap kram otot yang
dilakukan menurut Hardianto Wibowo, (1995: 33) adalah sebagai berikut:
1.
Atlet diistirahatkan, diberikan semprotan chlor
ethyl spray untuk menghilangkan rasa nyeri/sakit yang bersifat lokal, atau
digosok dengan obat-obatan pemanas seperti conterpain, dan salonpas gell untuk
melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah tidak terganggu karena
kekuatan/kekejangan otot pada terjadi kram.
2.
Pada saat otot kejang sampai kejangnya hilang.
Menahan otot waktu berkontraksi sama artinya dengan kita menarik otot tersebut
supaya myiosin filament dan actin myosin dapat menduduki posisi yang semestinya
sehingga kram berhenti. Pada waktu ditahan dapat disemprot dengan chlor etyl
spray, hingga hilang rasa nyeri.
2)
Perdarahan
Perdarahan terjadi karena
pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari trauma pukulan atau terjatuh.
Kemungkinan pendarahan yang terjadi pada cabang olahraga renang ialah
pendarahan pada hidung, mulut dan kulit. Perawatan yang dapat dilakukan oleh
pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21) adalah sebagai
berikut:
a.
pendarahan pada hidung
1.
penderita didudukan, batang hidung dijepit
sedikit kebawah tulang rawan hidung, dalam posisi ibu jari berhadapan dengan
jari-jari yang lain. Lakuka kurang lebih 5 menit dengan jari tangan. Sementara
penderita dianjurkan bernafas melalui mulut
2.
hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas
darah. Biasanya pendarahan akan berhasil dihentikan, sebaiknya diberikan
kompres dingin disekitar batang hidung. Sekitar mata hingga pipi.
3.
Kalau pemijatan tidak berhasil, maka atlet harus
diberi perlotongan oleh dokter atau dibawa kerumah sakit.
4.
Kalau pendarahan hidung tidak mau berhenti
setelah pertolongan pertama ini, kemungkinan besar disertai patah tulang,
kadang-kadang deformitas dapat terjadi.
5.
Bila terjadi fraktur atau retak pada tulang
hidung, maka untuk menghentikan pendarahan pada hidung tidak boleh dipijit,
tetapi hanya diberi kompres dingin saja, lalu dikirim kerumah sakit. Jangan
sekali-kali meniupkan udara dari hidung dengan paksa untuk mengeluarkan
bekuan-bekuan darah, karena ini akan menimbulkan pendarahan paru.
b.
Pendarahan pada mulut
1.
hentikan pendarahan dari bibir atau gusi dengan
penekenan secara langsung dan kompres dingin.
2.
Bila gigi goyang atau fraktur, jangan
mencabutnya. Kirim ke dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut.
c.
Pendarahan pada kulit
1.
Bersihkan luka terlebih dahulu dengan obat yang
mengandung antiseptik.
2.
setelah luka kering lalu diberi obat yang
mengandung antiseptik seperti betadine, apabila luka sobek lebih dari satu cm
sebaiknya di jahit, apabila lepuh dan robek, potonglah sisa-sisa kulitnya
kemudian dibersihkan dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat.
3)
Pingsan
Menurut Giam & Teh (1992:
242) pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan
singkat, di sebabkan oleh berkurangnya aliran darah, oksigen, dan glukosa. Hal
merupakan akibat dari
1.
Aktivitas fisik yang berat sehingga mennyebabkan
deposit oksigen sementara.
2.
Pengaliran darah atau tekanan darah yang menurun
karena pendarahan hebat.
3.
Karena jatuh dan benturan.
Menururt Kartono Mohammad (2001:
96-99) ada beberapa macam penyebab pingsan yaitu:
1.
Pingsan biasa (saimple fainting)
Pingsan jenis ini misalnya
dijumpai pada orang-orang berdiri berbaris diterik matahari, atau orang yang
anemia (kurang darah), lelah, takut, tidak tahan melihat darah.
2.
Pingsan karena panas (heat exhaustion)
Pingsan jenis ini terjadi pada
orang-orang sehat bekerja ditempat yang sangat panas. Penanganan pingsan yang
dilakukan menurut Hardianto Wibowo (1995: 36) sebagai berikut:
a.
Menyadarkan olahragawan
b.
Mengeluarkan atau membawa olahragawan ke tempat
yang tenang dengan posisi terlentang dan kepala tanpa bantal.
c.
Melakukan pemeriksaan dengan lebih teliti lagi
mengenai refleks pupil. Jika ditemukan antara pupil mata kanan dan kiri
(anisokur) ini berarti bukan semata-mata gegar ringan tetapi dalam keadaan
gawat.
4)
Luka
Menurut Hartono Satmoko
(1993:187), luka didefinisikan sebagai suatu ketidaksinambungan dari kulit dan
jaringan dibawahnya yang mengakibatkan pendarahan yang kemudian dapat mengalami
infeksi. Luka dapat dibagi menjadi (1) Luka lecet (Abrasi): cedera goresan pada
kulit. (2) Lepuh: cedera gesekan pada kulit. Seluruh tubuh mempunyai
kemungkinan besar untuk mengalami luka, karena setiap perenang akan melakukan
kontak langsung pada saat latihan dan bisa juga luka karena peralatan yang
dipakai.
Perawatan yang dapat dilakukan
oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21) adalah sebagai
berikut:
1.
Bersihkan terlebih dahulu luka tersebut, karena
dikhawatirkan akan timbul infeksi. Cara membersihkan luka pada kulit yaitu
dibersihkan atau dicuci dengan Hidrogen peroksida (H202) 3% yang bersifat
antiseptik (membunuh bibit penyakit), Detol atau betadine, PK (kalium
permangat) kalau tidak ada bisa dengan sabun. Setelah luka dikeringkan lalu
diberikan obat-obatan yang mengandung antiseptik juga, misalnya: obat merah,
yodium tingtur, larutan betadine pekat. Apabila luka robek lebih dari 1cm,
sebaiknya dijahit.
2.
Bila lepuhnya robek, potonglah sisa-sisa
kulitnya. Kemudian bersihkanlah dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat.
Bila lepuh utuh dan tidak mudah robek, biarkan atau letakkan bebat untuk lepuh
diatasnya. Bila lepuhnya tegang, nyeri atau terlihat akan pecah, bersihkan dan
kemudian tusuklah dengan jarum steril. Kemudian tutuplah dengan bebat yang
bersih.
day 24
4/
5
Oleh
mzulkarnainr.blogspot.com