Sabtu, 04 November 2017

day 18

Ada begitu banyak bentuk pengobatan yang bisa diberikan pada pasien, termasuk anak. Salah satunya terapi fisik yang disebut fisioterapi. Perannya adalah memperbaiki fungsi gerak motorik akibat adanya gangguan pada otot dan rangka tubuh setelah patah tulang, atau pascaoperasi tulang.
Fisioterapi juga diberikan kepada penderita penyakit yang berhubungan dengan saraf, misalnya penyakit yang menyebabkan pola jalan salah dan otot lemah, penderita yang mengalami gangguan pada saraf tepi, radang selaput otak, sumbatan saluran di otak, dan lainnya. Di klinik fisioterapi, terapis akan mengajarkan pasien bagaimana melakukan gerakan tubuh yang benar. Nah, gerakan-gerakan itulah yang nantinya harus diaplikasikan sendiri oleh pasien, seperti duduk, berdiri, jalan, lari, dan sebagainya.
Fisioterapi merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien guna mengembangkan, memelihara, dan mengembalikan kemampuan dan fungsi gerak secara maksimal sepanjang kehidupannya.
.
MACAM-MACAM FISIOTERAPI
1. Exercise Therapy atau Terapi Latihan
Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya mendekati kondisi normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang maupun menggerakkan tangan dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan latihan mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil, dan seterusnya.

Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisioterapi secara bertahap, kapan si anak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh.
Latihan-latihan yang diberikan bertujuan mempertahankan kekuatan otot-otot dan kemampuan fungsionalnya dengan mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadi kaku. Hal ini perlu dilakukan karena kaki patah yang dipasangi gips umumnya akan mengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun berkurang. Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi.
2. Heating Therapy atau Terapi Pemanasan
Sesuai dengan namanya, terapi ini memanfaatkan kekuatan panas yang biasanya digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun jaringan tubuh bagian dalam lainnya. Penggunaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat keluhan. Bila hanya sampai di bagian kulit, maka pemanasannya pun hanya diperuntukkan bagi kulit saja dengan menggunakan Infra Red Radiation (IRR) atau radiasi infra merah. Sementara, jika gangguan muncul di bagian terdalam seperti rangka tubuh, maka yang digunakan adalah short wave diathermy (SWD) Intinya, jenis terapi yang dilakukan akan disesuaikan dengan hasil diagnosis.
3. Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik
Terapi yang menggunakan aliran listrik ini cocok diterapkan pada orang yang menderita kelemahan otot akibat patah tulang ataupun kerusakan saraf otot. Cara penggunaannya, dengan menempelkan aliran listrik pada otot-otot untuk mengatasi rasa nyeri. Terapi ini bertujuan untuk mempertahankan massa otot dan secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Pada pasien yang menderita gangguan pernapasan, terapi ini pun bisa digunakan untuk pengobatan. Efeknya, sirkulasi darah di rongga dada dan saluran pernapasan menjadi lebih lancar, sehingga dapat membantu relaksasi serta membantu mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan.
4. Cold Therapy atau Terapi Dingin
Terapi dingin biasanya diberikan bila cedera masih akut sehingga proses peradangan tidak menjadi kronis. Terapi ini umumnya hanya diperuntukkan bagi otot saja, biasanya akibat terjatuh dan mengalami memar. Terapi dingin ini pun berguna mengurangi bengkak. Itulah kenapa, ketika orang terjatuh dan bagian tubuhnya ada yang benjol, seringkali mengompresnya dengan air dingin. Namun terapi dingin harus dengan pengawasan ketat karena kalau fase akutnya sudah lewat, tapi masih terus diberi terapi, justru dapat merusak jaringan.

5. Chest Physiotherapy atau Terapi Bagian Dada
chest physiotherapy merupakan salah satu execisC yang bermanfaat membersihkan saluran pernapasan dan memperbaiki pertukaran udara. Yang termasuk dalam fisioterapi ini di antaranya inhalasi/nebulizer, clapping, vibrasi dan postural drainage.
Inhalasi yaitu memasukkan obat-obatan ke dalam saluran pernapasan melalui penghirupan. Jadi, partikel obat dipecah terlebih dulu dalam sebuah alat yang disebut nebulizeer hingga menjadi molekul-molekul berbentuk uap. Uap inilah yang kemudian dihirup anak, hingga obat akan langsung masuk ke saluran pernapasan. Keuntungan cara ini, dosis obat jauh lebih kecil, hingga dapat mengurangi efek samping obat.
Obat-obat inhalasi yang umum diberikan adalah obat untuk melonggarkan saluran napas, pengencer dahak, dan NaCl sebagai pelembab saluran napas. Sedangkan lamanya setiap inhalasi cukup sekitar 10 menit. Tindakan lanjut untuk membantu pengeluaran lendirnya, antara lain clapping atau tepukan pada dada dan punggung. Bisa di sisi kanan, kiri, depan dada. Tepukan dilakukan secara kontinyu dan ritmik. Sertai pula dengan pengaturan posisi (postural drainage), pasien diposisikan terlentang dengan posisi kepala lebih rendah dari badan, hingga lendir tersebut dapat mengalir ke cabang pernapasan utama sekaligus lebih mudah untuk dibatukkan. Khusus pada bayi atau anak di bawah usia 2 tahun, bila perlu, lakukan tindakan suction atau penyedotan lendir dengan alat khusus lewat hidung atau mulut. Bisanya tindakan ini dilakukan pada bayi dimana refleks batuknya belum cukup kuat untuk mengeluarkan lendir.
6. Hydro Therapy atau Aquatik Therapy

Terapi dengan air berguna bagi orang yang mengalami gangguan, terutama gangguan gerak akibat spastisitas, misal pada anak CP (Cerebral Palsy). Pada orang yang mengalami kesulitan bergerak karena spastisitas/kekakuan, ketika di air, umumnya dia akan lebih mudah bergerak. Dengan demikian diharapkan spastisitas psasien akan berkurang mengingat adanya bantuan berupa dorongan air yang sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh. Meskipun tidak semua pasien dengan gangguan tersebut dapat diberikan hidro terapi air, tapi terapi ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif.

Related Posts

day 18
4/ 5
Oleh